Moneter dan Fiskal

Uang Beredar Tumbuh 7,7 Persen Jadi Rp9.783,1 Triliun di Oktober 2025

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh positif. Pada Oktober 2025 posisi M2 tercatat sebesar Rp9.783,1 triliun, atau tumbuh 7,7 persen year on year (yoy), setelah pada bulan sebelumnya naik 8,0 persen yoy.

Berdasarkan Analisis Perkembangan Uang Beredar yang diterbitkan BI, perkembangan M2 didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar dan uang kuasi.

Secara rinci, M1 dengan pangsa 57,0 persen dari M2, pada Oktober 2025 tercatat Rp5.573,4 triliun, atau tumbuh sebesar 11,0 persen yoy, meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,7 persen yoy.

Baca juga: BI Ungkap Masih Ada Bank yang Tidak Awasi Sistem Keamanan 24/7

Perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu yang tercatat sebesar Rp2.468,3 triliun atau tumbuh 6,2 persen yoy. Ini meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,2 persen yoy.

Sementara itu, uang kartal di luar bank umum dan BPR pada Oktober 2025 tercatat sebesar Rp1.108,9 triliun atau tumbuh 14,3 persen yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 14,5 persen yoy.

Kemudian, giro rupiah pada Oktober 2025 tercatat sebesar Rp1.996,3 triliun, atau tumbuh 15,6 persen yoy, setelah pada September 2025 tumbuh sebesar 16,1 persen yoy.

Selanjutnya, uang kuasi pada Oktober 2025 dengan pangsa 42,6 persen dari M2 tercatat sebesar Rp4.166,3 triliun atau tumbuh 5,5 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 6,3 persen yoy. Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan simpanan berjangka dan giro valas masing-masing sebesar 4,9 persen yoy dan 6,2 persen yoy.

Sementara itu, perkembangan M2 pada Oktober 2025 dipengaruhi oleh aktiva luar negeri bersih, penyaluran kredit, dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat (pempus).

Baca juga: Aset BUMN sebagai Uang Negara dan Paradoks Sistem Perbankan: Saat Dua Rezim Hukum Saling Bertabrakan

Aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 10,4 persen yoy, melanjutkan pertumbuhan pada September 2025 sebesar 12,6 persen yoy.

Adapun penyaluran kredit pada Oktober 2025 tercatat sebesar Rp8.106,8 triliun atau tumbuh sebesar 6,9 persen yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 7,2 persen yoy.

Tagihan bersih sistem moneter kepada pempus tumbuh sebesar 5,4 persen yoy, setelah pada September 2025 tumbuh sebesar 6,5 persen. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

9 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

10 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

11 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

12 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

21 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

22 hours ago