Moneter dan Fiskal

Uang Beredar di April 2024 Tumbuh Melambat, BI Ungkap Penyebabnya

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) melambat. Posisi M2 pada April 2024 tercatat sebesar Rp8.928,0 triliun, atau tumbuh sebesar 6,9 persen yoy, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,2 persen yoy.

“Perkembangan M2 terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 5,5 persen yoy dan uang kuasi sebesar 6 8,5 persen yoy,” kata Asisten Gubernur BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Senin 27 Mei 2024.

Erwin merinci, komponen M1 dengan pangsa 55,2 persen dari M2, pada April 2024 sebesar Rp4.928,4 triliun atau tumbuh sebesar 5,5 persen yoy, setelah tumbuh 7,9 persen yoy pada bulan sebelumnya. 

Baca juga: Uang Beredar di Februari 2024 Tumbuh Melambat Jadi Rp8.739,6 Triliun

Perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan uang kartal di luar bank umum dan BPR, serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Uang kartal yang beredar di masyarakat pada April 2024 sebesar Rp943,2 triliun, atau tumbuh 5,3 persen yoy, setelah tumbuh 14,5 persen yoy pada Maret 2024.

Adapun, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,8 persen terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.305,2 triliun pada April 2024, atau tumbuh 4,8 persen yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 6,0 persen yoy.

“Sementara, giro rupiah tercatat sebesar Rp1.680,0 triliun, atau tumbuh sebesar 6,5 persen yoy, setelah tumbuh sebesar 7,0 persen yoy pada bulan sebelumnya,” kata Erwin.

Baca juga: Pertumbuhan Uang Beredar Pengaruhi Likuiditas Perbankan, Ini Hitung-hitungannya

Selanjutnya, pada April 2024, uang kuasi dengan pangsa 44,4 persen dari M2, tercatat sebesar Rp3.968,0 triliun atau tumbuh 8,5 persen yoy, setelah tumbuh 6,2 persen yoy pada Maret 2024.

Pertumbuhan uang kuasi dikontribusikan oleh simpanan berjangka sebesar 7,9 persen yoy dan giro valas 17,4 persen yoy. Sementara itu,

tabungan lainnya terkontraksi sebesar 5,7 persen yoy, setelah terkontraksi sebesar 7,1 persen yoy pada bulan sebelumnya.

Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, perkembangan M2 pada April 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat.

Penyaluran kredit pada April 2024 tumbuh sebesar 12,3 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan Maret 2024 sebesar 11,9 persen yoy.

Kemudian, tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 25,8 persen yoy pada April 2024, setelah tumbuh 17,9 persen yoy pada bulan sebelumnya.

“Sementara itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi sebesar 1,1 persen yoy, relatif stabil dengan pertumbuhan bulan sebelumnya,” pungkasnya. (*)

Irawati

Recent Posts

Apindo Tolak Kenaikan PPN 12 Persen: Ancam Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

11 mins ago

BI Laporkan Uang Beredar Oktober 2024 Melambat jadi Rp9.078,6 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More

48 mins ago

IIF Raih Peringkat Gold Rank pada Ajang Penghargaan ASRRAT

Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More

1 hour ago

Hyundai New Tucson Mengaspal di RI, Intip Spesifikasi dan Harganya

Jakarta – Menjelang akhir 2024, PT Hyundai Motors Indonesia resmi merilis new Tucson di Indonesia. Sport Utility Vehicle (SUV)… Read More

1 hour ago

Direktur Keuangan Bank DKI Raih Most Popular CFO Awards 2024

Jakarta - Romy Wijayanto, Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI menerima penghargaan sebagai Most Popular… Read More

1 hour ago

Wamenkop: Koperasi jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menegaskan peran strategis koperasi, khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), dalam… Read More

2 hours ago