Market Update

Turun 0,45 Persen, IHSG Dibuka Melemah ke Level 7.743

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (25/9) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka pada zona merah ke level 7.743,87 atau melemah 0,45 persen dari level 7.778,49.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 507,57 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 28 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp681,02  miliar.

Kemudian, tercatat terdapat 60 saham terkoreksi, sebanyak 182 saham menguat dan sebanyak 255 saham tetap tidak berubah.

Baca juga: Cek Sektor Saham Potensial Cuan Usai BI dan The Fed Pangkas Suku Bunga

Sebelumnya, Head of Research Retail BNI Sekuritas, Fanny Suherman, mengatakan bahwa, hari ini IHSG berpotensi mencoba rebound kembali.

“Dengan level support IHSG di 7.680-7.740, sedangkan level resistance berada di 7.820-7.850,” ucap Fanny dalam risetnya di Jakarta, 25 September 2024.

Bursa Wall Street kembali reli dengan indeks S&P 500 dan Dow ditutup pada rekor tertinggi. Reli tersebut didorong saham pertambangan yang melonjak menyusul pengumuman China tentang paket stimulus.

Pada perdagangan Selasa (24/9), indeks Dow Jones (DJIA) ditutup naik 0,20 persen menjadi 42.208,22, indeks S&P 500 menguat 0,25 persen ke 5.732,93 dan indeks Nasdaq Composite menguat 0,56 persen ke 18.074,52.

Sementara bursa saham Asia menguat pada perdagangan kemarin. Ini didorong oleh serangkaian langkah stimulus dari China. Tercatat Indeks Hang Seng Hong Kong melesat 4,13 persen, dan Shanghai Composite melonjak 4,15 persen.

Baca juga: Bank Sentral Pangkas Suku Bunga, Saham TUGU Kian Bergeliat

Lalu, Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,57 persen, Straits Times Singapura menguat 0,16 persen, dan indeks KOSPI Korea Selatan naik 1,14 persen. Sementara, ASX 200 Australia turun 0,13 persen.

Adapun pemerintah China, lewat Bank Rakyat China (PBoC) merilis serangkaian stimulus baru untuk mengangkat perekonomiannya yang perlahan melemah. Pihaknya akan memangkas jumlah uang tunai yang perlu dimiliki bank, meskipun belum mengatakan kapan realisasi kebijakan ini. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

OJK Sebut Rencana BTN Akuisisi Bank Syariah Masih Evaluasi Internal

Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More

2 mins ago

DPLK AXA Mandiri Jalin Kerja Sama Strategis

Suasana saat penandatanganan strategis antara Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT AXA Mandiri Financial Services (DPLK… Read More

51 mins ago

Ini Dia Perusahaan Jumbo yang Bakal IPO di Akhir 2024

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan satu perusahaan dengan kategori lighthouse yang… Read More

1 hour ago

BRI Sebut KUR Tak Masuk Kriteria PP Hapus Tagih Utang UMKM, Begini Penjelasannya

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyatakan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang… Read More

1 hour ago

Dua Produk Ini Topang Kinerja Zurich Topas Life di September 2024

Jakarta - Zurich Topas Life berhasil mencatat kinerja yang solid hingga September 2024, dengan kontribusi… Read More

1 hour ago

Jangan Terkecoh! Ini 5 Perbedaan Utama Judi Online vs Investasi Menurut BNI Sekuritas

Jakarta - Fenomena judi online (judol) di Indonesia kian marak, ditandai dengan lonjakan transaksi hingga… Read More

2 hours ago