Ilustrasi pembiayaan pindar. (Foto: Istimewa)
Poin Penting
Jakarta – Pembiayaan oleh Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) atau fintech peer-to-peer (P2P) lending atau pinjaman daring (pindar) untuk sektor produktif terus menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Keuangan Lainnya OJK, Agusman mengatakan, nilai pembiayaan kepada sektor produktif atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mencapai Rp31,37 triliun per September 2025.
“Per September 2025, outstanding pembiayaan Pindar terhadap sektor produktif tercatat sebesar Rp31,37 triliun atau sebesar 34,48 persen dari total outstanding pembiayaan industri Pindar,” ujar Agusman, dalam keterangannya, Kamis, 13 November 2025.
Baca juga: Pembiayaan Produktif Pindar Tembus Rp28,83 Triliun per Mei 2025
Berdasarkan data OJK, pembiayaan produktif pindar terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir. OJK mencatat, porsi pembiayaan pindar untuk sektor produktif per Agustus 2025 mencapai Rp29,64 triliun, atau 33,83 persen dari total outstanding pembiayaan industri pindar.
Pun begitu, pada Mei 2025, nilainya baru menembus Rp28,83 triliun. Angka tersebut setara dengan 34,91 persen dari total outstanding pinjaman industri pindar pada periode tersebut.
Baca juga: OJK Catat Pembiayaan Produktif Pindar Capai Rp29,64 Triliun di Agustus 2025
Meski tumbuh signifikan, diakuinya ada berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan pindar dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif seperti keterbatasan data kelayakan usaha.
“Tantangan seperti keterbatasan data kelayakan usaha dan infrastruktur pendukung mendorong industri untuk memperkuat kemitraan lintas sektor dan memanfaatkan data alternatif guna meningkatkan penyaluran pembiayaan yang berkualitas,” jelasnya.
Secara keseluruhan, total outstanding pembiayaan di industri pinjaman daring (pindar) mencapai Rp90,99 triliun per September 2025, tumbuh 22,16 persen secara tahunan (yoy). (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More