Jakartaq – Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) hingga Kuartal-I 2021 membukukan laba bersih Rp11,1 miliar atau meningkat 13% dibandingkan tahun sebelumnya di Rp9,8 miliar.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengungkapkan, kinerja keuangan Bank Sampoerna dicapai tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian.
“Pada akhir Maret 2021, rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) kredit yang telah dibuat terhadap kredit bermasalah (CKPN/NPL) mencapai 154%, meningkat dibandingkan rasio per 31 Maret 2020 yang adalah 117%,” kata Henky melalui keterangan resminya di Jakarta, Senin 17 Mei 2021.
Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada akhir Maret 2021 meningkat 21% hingga berjumlah Rp 11,0 triliun bila dibandingkan dengan Maret 2020.
“Kami bersyukur bahwa masyarakat terus mempercayai Bank Sampoerna untuk menempatkan dananya. Kepercayaan masyarakat ini memungkinkan kami untuk meningkatkan likuiditas, yang kami pandang perlu dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi saat ini,” ungkap Henky Suryaputra.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pengkinian core banking system yang diharapkan dapat mendukung peningkatan volume transaksi perbankan serta meningkatkan kualitas layanan.
Ali menyampaikan, pada kuartal pertama tahun 2021 sendiri tercatat lebih dari 5,5 juta transaksi virtual account dilayani Bank Sampoerna, meningkat lebih dari 50% dibandingkan jumlah transaksi pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Bank Sampoerna terus bertransformasi secara digital sejak tahun 2014 akan terus memutakhirkan layanan perbankan dengan dukungan teknologi digital agar mempermudah nasabah dan kreditur dalam memenuhi kebutuhan perbankan mereka”, ucap Ali.
Komitmen transformasi digital juga dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran seperti payment gateway, penyelenggara transfer dana, uang elektronik, dan penyelenggara fintech termasuk peer-to-peer lending, merchant aggregator serta fintech lainnya.
Dengan demikan, pengembangan ekosistem keuangan digital yang saling terintegrasi dan bersinergi bergerak lebih maju. Beberapa produk dan layanan digital yang dimiliki oleh Bank Sampoerna antara lain Internet Banking, Mobile Banking, Virtual Account, Rekening Dana Lender, QRIS Payment, Corporate Debit Card, dan layanan pinjaman berbasis web: PDaja.com.
Hengky kembali menjelaskan, masih berkontraksinya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipungkiri berdampak pada kinerja keuangan Bank Sampoerna. Secara yoy hingga akhir Februari 2021, secara industri kredit yang diberikan perbankan kepada pihak ketiga menurun sebesar 2,1%. Untuk Bank Sampoerna sendiri, hingga Maret 2021 total kredit yang disalurkan relatif tidak berubah yakni sebesar Rp8,2 triliun. Sementara itu total asset Bank Sampoerna meningkat sebesar 21% menjadi Rp13,2 triliun dibandingkan dengan kondisi per Maret 2020.
“Demikian pula kualitas kredit terjaga sebagaimana ditunjukkan dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang berada di level 2,6%, menurun dari pada tahun sebelumnya yang sebesar 4,2%. Rasio kecukupan modal (CAR) juga berada pada level aman yaitu 19,4%,” ungkap Henky lebih lanjut. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah mengubah cara hidup masyarakat, terutama dalam hal… Read More
Jakarta – Menteri BUMN Erick Thohir bakal melanjutkan program ‘bersih-bersih BUMN’ jilid kedua dalam melawan… Read More
Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada hari ini (8/11) melaporkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja… Read More
Bandung – Direktur Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Meirijal Nur, mengungkapkan PT Geo Dipa Energi (Persero)… Read More
Jakarta – Kinerja Bank Riau Kepri Syariah (BRK Syariah) hingga September 2024 menunjukkan tren positif… Read More
Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membuka opsi untuk ‘menyatukan’ PT… Read More