News Update

Tugu Insurance Berhasil Mempertahankan Rating A- (Excellent) dari A.M. Best

Jakarta – Ketidakpastian perekonomian global telah berdampak terhadap seluruh negara termasuk Indonesia, yang menyebabkan terjadinya pembalikan modal dari pasar keuangan sehingga sejumlah mata uang negara Asia melemah cukup dalam.

Dampak pelemahan nilai tukar ini tentu saja dirasakan semua sektor termasuk industri keuangan seperti perbankan dan asuransi.

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) juga tak terlepas dari permasalahan pelemahan nilai tukar yang terjadi, namun manajemen secara konsisten tetap menjalankan dan mengelola risiko dengan penuh kehati-hatian sehingga mampu meminimalisir dampak pelemahan nilai tukar ini terhadap kinerja perusahaan.

‘’Sebagai perusahaan asuransi yang tugasnya mengcover risiko, kami senantiasa berupaya memberikan analisis yang tajam terhadap risiko yang akan kami cover sehingga hal ini memberi dampak positif terhadap hasil underwriting dan cermat dalam melakukan investasi sehingga manajemen risiko perusahaan bisa terus ditingkatkan’’ ujar Indra Baruna selaku Presiden Direktur Tugu Insurance di Jakarta, Kamis, 4 Oktober 2018.

Fokus manajemen dalam menjalankan perusahaan dengan manajemen risiko yang terukur dan didukung dengan permodalan yang kuat membuat A.M. Best sebagai perusahaan pemeringkat internasional untuk industri asuransi, mempertahankan rating A- (Excellent) kepada Tugu Insurance karena dinilai konsisten dalam sekitar 5 tahun terakhir mampu memperlihatkan pertumbuhan kinerja yang positif dengan dukungan permodalan yang kuat.

Dengan dukungan modal yang kuat, perseroan memiliki kemampuan untuk menutup risiko, perusahaan juga didukung oleh kinerja underwriting yang bersih, mengutamakan strategi investasi yang konservatif serta yang tak kalah penting, didukung oleh panel reasuransi yang kuat dan berkualitas bagus.

Tugu Insurance konsisten membukukan kinerja yang positif yang tercermin pada total pendapatan underwriting yang secara konsisten naik dari sebesar $68,36 juta pada 2014, setiap tahunnnya naik sehingga pada akhir 2017, tercatat sebesar $136,05 juta. Pendapatan investasi naik dari $15,88 juta pada akhir 2014, menjadi sebesar $30,8 juta pada akhir 2017.

Laba bersih tahun berjalan perseroan juga memperlihatkan kenaikan dari $27,41 juta pada akhir 2014, menjadi sebesar $44.64 juta pada akhir 2017.

Total ekuitas meningkat signifikan dari $230,49 juta pada akhir 2014, menjadi sebesar $476,74 juta pada akhir 2017. Rasio laba terhadap ekuitas atau return on equity juga tetap terjaga stabil secara rata-rata selama 5 tahun sekitar 11%.

‘’Pengeloaan risiko yang penuh dengan kehati-hatian menjadi fokus kami dan akan terus ditingkatkan kedepannya tanpa mengesampingkan pencapaian kinerja keuangan yang memang tidak mudah dalam kondisi perekonomian saat ini yang sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian perekonomian global,’’ papar Indra.

Peningkatan pengelolaan risiko serta melengkapi semua layanan bisnis akan menjadi pekerjaan rumah jangka panjang yang dilakukan manajemen, namun sudah dimulai sejak tahun ini.

Diawali dengan perubahan status kepemilikan menjadi perusahaan Terbuka dan melakukan brand transformation serta melakukan berbagai inovasi dalam aspek operasional perusahaan, termasuk penguatan fundamental infrastruktur IT yang berbasis digital dan proses penambahan kantor cabang, adalah wujud nyata keseriusan manajemen dalam membawa perusahaan berkembang sesuai dengan era perubahan yang ada.

Adapun pengembangan berbagai produk retail guna memberikan manfaat yang semakin beragam kepada masyarakat luas dan memperkuat bisnis korporasi baik berbasis konvensional maupun syariah yang selama ini memang menjadi andalan utama perseroan, juga akan tetap menjadi fokus managemen kedepannya. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

6 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

6 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

8 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

8 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

9 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

9 hours ago