Keuangan

TUGU Catat Pendapatan Premi Rp7,25 T di Kuartal III 2025, Lini Bisnis Ini Jadi Penopangnya

Poin Penting

  • Premi bruto Tugu Insurance tumbuh 6 persen hingga kuartal III 2025, naik dari Rp6,86 triliun menjadi Rp7,248 triliun, didorong kinerja kuat divisi pemasaran
  • Portofolio masih didominasi lini asuransi kebakaran (fire) dengan kontribusi 42 persen, disusul miscellaneous 13 persen, serta onshore–offshore, marine hull, aviation, dan engineering
  • Tugu Insurance membatasi eksposur di asuransi kredit dan kesehatan karena loss ratio tinggi, sehingga dua lini tersebut hanya memiliki porsi kecil dalam portofolio.

Jakarta – PT Tugu Pratama Indonesia Tbk atau Tugu Insurance (TUGU) kembali mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2025. Presiden Direktur Tugu Insurance, Adi Pramana, mengungkapkan bahwa pendapatan premi bruto atau gross written premium (GWP) perusahaan mengalami pertumbuhan yang konsisten dibandingkan periode sebelumnya.

“GWP atau pendapatan premi kami itu secara angka naik dari tahun lalu, di kuartal III 2024 sebesar Rp6,86 triliun. Sekarang Alhamdulillah sudah naik Rp7,248 triliun atau naik 6 persen,” ujar Adi dalam Media Briefing di Jakarta beberapa waktu lalu.

Baca juga: Tugu Insurance Pertahankan Kinerja Solid di Tengah Dinamika Industri Asuransi

Penopang Premi TUGU

Ia menegaskan bahwa kenaikan ini tidak lepas dari performa divisi pemasaran yang mampu mendorong akuisisi premi secara efektif.

“Kalau crossfit premium ini biasanya jasanya direktur marketing. Dan kontribusinya memang terlihat sangat positif,” tambahnya.

Dari sisi portofolio, struktur bisnis Tugu Insurance pada kuartal III 2025 masih ditopang oleh lini asuransi kebakaran (fire) yang menjadi penyumbang terbesar dengan porsi 42 persen dari total GWP.

Menurut Adi, dominasi lini fire menunjukkan kekuatan perusahaan dalam mengelola segmen berisiko tinggi namun potensial, sekaligus mempertahankan basis klien korporasi yang selama ini menjadi fokus perseroan.

“Kalau kita lihat, bahwa di kuartal III 2025, portofolio paling besar itu fire, sebesar 42 persen,” jelasnya.

Selain Fire, segmen miscellaneous juga menunjukkan perkembangan dengan kontribusi 13 persen, yang oleh Adi disebut sebagai salah satu portofolio yang tumbuh menarik tahun ini.

Baca juga: Raih Rp594 Miliar di Kuartal III-2025, TUGU Lampaui 85 Persen Laba 2024

Di sisi lain, lini tradisional Tugu Insurance seperti onshore dan offshore tetap memberikan stabilitas, masing-masing menyumbang 7 persen dan 8 persen terhadap total premi.

Adapun lini marine hull dan aviation juga berada pada level yang solid dengan porsi masing-masing 8 persen dan 7 persen, sementara engineering berada di sekitar 6 persen.

Portofolio lain seperti kendaraan bermotor dan lini berukuran kecil lainnya tetap menjadi pelengkap dengan kontribusi yang lebih terbatas.

Adi menegaskan bahwa Tugu Insurance memang tidak berambisi besar di segmen yang secara industri tengah menghadapi tekanan, seperti asuransi kredit dan asuransi kesehatan. Kedua lini ini tercatat memiliki porsi kecil dalam portofolio perusahaan.

“Untuk kredit dan health, kami sebenarnya tidak terlalu appetite di situ dan memang limited. Jadi angkanya kecil-kecil,” jelasnya.

Penerapan PSAK 117

Ia juga menambahkan bahwa pertanyaan soal dua lini ini memang sering muncul, terutama setelah penerapan PSAK 117 yang menjadikan kualitas portofolio dan tingkat klaim lebih transparan.

“Karena sering ditanya media, Pak kredit gimana, Pak asuransi kesehatan gimana, jawabannya jelas, dua hal itu di kami relatif kecil. Loss ratio-nya cukup tinggi,” pungkas Adi. (*) Alfi Salima Puteri

Galih Pratama

Recent Posts

Komitmen Pertamina EP Jalankan Praktik Keberlanjutan dan Transparansi Data

Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More

15 mins ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

49 mins ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

1 hour ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

2 hours ago

Kesehatan Keuangan TUGU Lampaui Industri, Ini Buktinya!

Poin Penting RBC dan RKI TUGU melampaui industri, masing-masing di 360,9% dan 272,6%, menunjukkan kesehatan… Read More

3 hours ago

Pembiayaan Syariah 2026 Diproyeksi Melejit, Ekonom BSI Soroti “Alarm” NPF Mikro

Poin Penting Pembiayaan perbankan syariah diproyeksi tumbuh dua digit pada 2025–2026, masing-masing menjadi Rp709,6 triliun… Read More

3 hours ago