Internasional

Trump Ultimatum BRICS: Gunakan Dolar AS atau Kehilangan Pasar Amerika

Jakarta – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, melontarkan ancaman keras terhadap negara-negara anggota BRICS, memperingatkan potensi penutupan akses pasar Amerika jika mereka tidak menggunakan dolar AS dalam perdagangan.

Trump bahkan mengancam akan menerapkan tarif 100 persen kepada sembilan negara, yaitu Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

“Kami menuntut jaminan dari negara-negara ini bahwa mereka tidak akan menciptakan Mata Uang BRICS baru atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan dolar Amerika Serikat yang perkasa. Jika tidak, mereka akan menghadapi tarif 100 persen dan harus siap kehilangan akses ke pasar ekonomi Amerika Serikat yang luar biasa,” ujar Trump di platform Truth Social miliknya, sebagaimana dinukil VOA Indonesia, Senin, 2 Desember 2024.

Baca juga : Soedradjad Djiwandono Beberkan Keuntungan RI Masuk ‘Geng’ BRICS, Apa Saja?

Trump menegaskan, negara anggota BRICS tidak memiliki ‘kebijakan’ untuk menggantikan dolar Amerika Serikat dalam perdagangan global, dan negara mana pun yang mencoba melakukannya harus mengucapkan selamat tinggal kepada Amerika.

Diketahui, Dolar Amerika Serikat masih menjadi mata uang utama dalam perdagangan global dan berhasil mempertahankan dominasinya meski menghadapi berbagai tantangan di masa lalu. 

Namun, anggota aliansi dan negara-negara berkembang lainnya mengaku lelah dengan dominasi Amerika dalam sistem keuangan dunia.

Baca juga : Antara OCED dan BRICS, Ekonom Beberkan Untung Ruginya bagi Indonesia

Menariknya, Turki, Azerbaijan, dan Malaysia telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan aliansi tersebut, sementara sejumlah negara lain juga menyatakan ketertarikannya untuk menjadi anggota.

Dalam pertemuan puncak BRICS pada Oktober 2024, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Amerika Serikat “mempersenjatai” dolar dan menyebut langkah tersebut sebagai sebuah kesalahan besar.

“Bukan kami yang menolak menggunakan dolar,” kata Putin saat itu. “Namun, jika mereka tidak mengizinkan kami bekerja, apa yang dapat kami lakukan? Kami terpaksa mencari alternatif,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Lanjut Melemah, IHSG Ditutup Hampir 1 Persen Tembus Level 7.046

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 2 Desember 2024, kembali… Read More

3 mins ago

BPS: Moda Angkutan Udara Lesu, Kereta Api dan Kapal Laut Tumbuh Positif di Oktober 2024

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan jumlah penumpang pesawat domestik dan internasional… Read More

9 mins ago

OJK Buka Lowongan Kerja PCS dan PCT, Ini Syarat dan Link Pendaftarannya

Jakarta – Ada kabar gembira bagi para pencari kerja, terutama yang ingin berkarier di Otoritas… Read More

13 mins ago

Tips Mencairkan BPJS Ketenagakerjaan Lewat Aplikasi atau Browser, Anti Ribet!

Jakarta - Jaminan Hari Tua (JHT) dari BPJS Ketenagakerjaan kini dapat dicairkan dengan mudah secara… Read More

40 mins ago

BI Ingatkan Ketidakpastian Global Meningkat di 2025, Ini Faktor Pemicunya

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengingatkan ketidakpastian global yang meningkat di akhir 2024 berpotensi berlanjut… Read More

57 mins ago

AirAsia Siap Turunkan Harga Tiket Pesawat 10 Persen Selama Nataru

Jakarta - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) atau Indonesia AirAsia menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Pemerintah… Read More

1 hour ago