Jakarta – Trend pembayaran digital kini semakin marak di kalangan masyarakat Asia Tenggara. Hal ini tercermin berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kaspersky yang menunjukkan sekitar 67% pengguna e-finance percaya bahwa sistem pembayaran digital harus dikembangkan dan menjadi peluang bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Menurut riset IDC, pembayaran dengan sistem digital dapat diprediksi meningkat sebesar 162% atau setara dengan USD179,8 miliar pada tahun 2025. Sejalan dengan hasil survei, sebesar 64% responden yakin bahwa pembayaran dengan sistem digital dapat mengembangkan bisnis secara positif dan juga dapat meningkatkan pendapatan para pelaku usaha. Oleh karena itu, pengembangan trend pembayaran digital di sektor UMKM sangat menjanjikan bagi para pelaku usaha.
Berdasarkan penelitian, bentuk pembayaran digital yang sering digunakan di kalangan konsumen Asia Tenggara yaitu, aplikasi pembayaran seluler (58%), internet banking melalui aplikasi seluler (53%), kartu debit (36%), kartu kredit (33%) dan internet banking melalui browser (31%).
Pembayaran digital sangat disukai karena dinilai lebih nyaman, memiliki kemudahan dan akses yang praktis, serta melindungi privasi. Sebesar 59% responden cenderung akan memilih berbelanja lebih banyak di toko yang dapat menerima pembayaran digital. Hal ini ditunjukan dengan hasil survei dari beberapa negara yang mendukung adanya hal tersebut di sektor UMKM, yaitu Malaysia sebesar 70%, Vietnam 63%, dan Filipina 59%.
Sedangkan, 27% dari total responden menilai bahwa UMKM nampaknya belum siap terhadap trend pembayaran digital karena masih terhambat dengan masalah jaringan serta minimnya perangkat pendukung. Hasil survei tersebut mencatat beberapa negara yang menyetujui akan adanya masalah tersebut, seperti Filipina sebesar 31%, Vietnam 30%, Indonesia 29%, Thailand 28%, dua terbawah ditempati oleh Malaysia 21% dan Singapura 20% tercatat sebagai angka yang terendah.
Sejalan dengan kemudahan bertransaksi melalui pembayaran digital, di sisi lain, penyedia e-commerce atau penjual menjadi sasaran empuk serangan siber. Angka survei menunjukan bahwa kepercayaan konsumen turun 42% secara umum jika berbelanja di toko yang mengalami pelanggaran data.
General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky Yeo Siang Tiong mengatakan, konsumen memilih gaya hidup digital dengan cara mempercayai alat-alat untuk transaksi keuangan yang dapat mempermudah kehidupan dalam bertransaksi, di samping itu juga konsumen akan menyadari adanya ancaman bahaya dan risiko dalam kehidupan konsumen.
“Perlu dicatat bahwa sementara konsumen merangkul gaya hidup digital dan mempercayai alat-alat ini yang membuat transaksi keuangan mereka lancar dan cepat, mereka juga mulai mendapatkan kesadaran akan bahaya dan risiko ancaman dunia maya dalam kehidupan pribadi mereka,” kata Yeo Siang Tiong.
Yeo menambahkan, bahwa kerugian pelanggaran data yang terjadi di UMKM meningkat sebesar 54%, namun dengan deteksi pelanggaran dini kerugian rata-rata akan turun 17% lebih rendah. Dia juga menegaskan UMKM harus segera mempersiapkan perubahan-perubahan signifikan yang akan terjadi seperti trend pembayaran digital. Ancaman yang menghantui para pelaku UMKM jika mengabaikan hal tersebut adalah terancam akan kehilangan para konsumennya.
“Untuk menempatkan segala sesuatunya dalam perspektif, kerugian pelanggaran data di UMKM meningkat sebesar 54% tetapi dengan deteksi pelanggaran secara dini, kerugian rata-rata akan turun 17% lebih rendah. UMKM sekarang berada di posisi mempercepat transformasi digital mereka. Perubahan signifikan terhadap tuntutan dan harapan konsumen tidak bisa lagi diabaikan atau mereka mungkin memutuskan untuk membawa bisnisnya ke tempat lain. Saya menyarankan UMKM sekarang untuk bertindak dan mengendarai gelombang, untuk mengambil sikap dalam menjawab tantangan ini,” tutup Yeo. (*) Khoirifa Agrisa
Jakarta - Sejumlah bank digital di Indonesia telah merilis laporan keuangan pada kuartal III 2024.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (18/11) masih ditutup pada zona… Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencatat penermaan dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Oktober 2024 mencapai… Read More
Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More