News Update

Tren Penyaluran Kredit Kian Melambat

Jakarta–Bank Indonesia (BI) mengungkapkan tren penyaluran kredit kian melambat. BI mencatat, pada akhir September 2016 kredit yang disalurkan perbankan mencapai Rp4.243,9 triliun atau hanya tumbuh 6,4% secara setahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan Agustus 2016 yang tumbuh sebesar 6,8% dan Juli yang sebesar 7,7%, serta 8,9% pada Juni 2016.

Padahal, Bank Sentral sendiri sudah melonggarkan kebijakan moneternya dengan menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 1,5% sejak awal tahun sampai Oktober 2016 menjadi 4,75%, yang seharusnya perbankan bisa menyalurkan kredit lebih besar lagi.

Namun demikian, seperti dikutip dari laman BI, di Jakarta, Selasa, 1 November 2016 menyebutkan, pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Sentral, telah berdampak pada suku bunga kredit yang turun menjadi 12,23% dari posisi Agustus 2016 yakni 12,31%.

Sedangkan untuk suku bunga simpanan berjangka tenor 1, 3, 6, dan 12 bulan, Bank Sentral mencatat, masing-masing turun dari posisi 6,67%, 6,94%, 7,41%, dan 7,74% pada Agustus 2016 menjadi 6,63%, 6,84%, 7,31%, dan 7,66% pada September 2016.

Melambatnya tren penyaluran kredit perbankan per September 2016 tersebut telah memengaruhi perlambatan pertumbuhan likuiditas perekonomian, uang beredar dalam arti luas (M2) yang tercatat 5,1% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yakni 7,8% (yoy).

Berdasarkan komponennya, perlambatan pertumbuhan M2 bersumber dari komponen M1, uang kuasi, dan surat berharga selain saham yang masing-masing tumbuh 5,9% (yoy), 5,0% (yoy), dan -35,8% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,6% (yoy), 7,0% (yoy), dan -9,9% (yoy).

Selain itu, kontraksi operasi keuangan pemerintah pusat (pempus) juga telah memengaruhi perlambatan pertumbuhan M2. Kontraksi operasi keuangan pempus tercermin dari meningkatnya simpanan pempus di BI yang tumbuh 55,6% (yoy), berkebalikan dengan bulan sebelumnya yang turun -0,5% (yoy).

Kenaikan simpanan ini sejalan dengan penerimaan dana tebusan program tax amnesty atau pengampunan pajak yang sudah berjalan sampai periode pertama tahun ini. (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Diduga Sebar Data Debitur, Komdigi Minta Google Hapus 8 Aplikasi “Mata Elang”

Poin Penting Komdigi ajukan delisting delapan aplikasi yang diduga menyalahgunakan data nasabah pembiayaan kendaraan bermotor… Read More

10 hours ago

Jasa Armada Indonesia (IPCM) Bagikan Dividen Interim Rp23,25 Miliar, Catat Tanggalnya!

Poin Penting IPCM bagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp4,40 per saham atau total… Read More

19 hours ago

Transfer ke Daerah Capai Rp795,6 T hingga November 2025, Turun 0,3 Persen

Poin Penting TKD hingga November 2025 terealisasi Rp795,6 triliun atau 91,5 persen dari pagu APBN,… Read More

20 hours ago

RUPSLB Geoprima Solusi (GPSO) Setujui Susunan Baru Direksi, Komisaris, dan Remunerasi

Poin Penting RUPSLB GPSO menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, termasuk pengunduran diri empat… Read More

20 hours ago

Sepak Terjang Zulkifli Zaini yang Diangkat Jadi Komut Bank Mandiri

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri pada 19 Desember 2025 resmi mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Komisaris… Read More

20 hours ago

RUPSLB Bank Mandiri Rombak Komisaris, Ini Susunan Lengkapnya

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri (BMRI) 19 Desember 2025 memutuskan perombakan jajaran dewan komisaris, sementara… Read More

21 hours ago