News Update

Tren Penurunan Suku Bunga Kredit Berlanjut, Jadi 11,83%

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, tren penurunan suku bunga kredit dan suku bunga simpanan masih berlanjut. Pada Mei 2017, rata-rata suku bunga kredit tercatat 11,83 persen, atau turun bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni 11,92 persen.

Di sisi lain, suku bunga simpanan dengan tenor 3 dan 24 bulan masing-masing tercatat 6,62 persen dan 6,97 persen, turun dibandingkan bulan sebelumnya masing-masing sebesar 6,64 persen dan 7,02 persen. Sedangkan suku bunga simpanan dengan tenor 1 bulan tidak mengalami perubahan dibanding bulan sebelumnya yakni 6,37 persen.

Sementara itu, menurut data yang dikutip dari laman Bank Indonesia, di Jakarta, Selasa, 4 Juli 2017, untuk suku bunga berjangka dengan tenor 6 dan 12 bulan tercatat sebesar 7,03 persen dan 7,11 persen, atau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya masing-masing sebesar 7,02 persen dan 7,10 persen.

Tren suku bunga kredit dan suku bunga simpanan yang tercatat menurun di Mei 2017 tersebut, telah memengaruhi akselerasi pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) yang mengalami pertumbuhan lebih tinggi bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya

Pertumbuhan M2 meningkat pada Mei 2017. Posisi M2 sebesar Rp5.126,2 triliun atau tumbuh 11,1 persen (year-on-year/yoy). Pertumbuhan M2 di Mei 2017 ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,2 persen (yoy).

Berdasarkan komponennya, peningkatan pertumbuhan M2 bersumber dari komponen uang kuasi dan surat berharga selain saham yang masing-masing tumbuh 10 persen (yoy) dan 43,2 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan April 2017 yang masing-masing sebesar 8,7 persen (yoy) dan 30 persen (yoy).

Peningkatan pertumbuhan M2 juga disebabkan oleh peningkatan Aktiva Luar Negeri Bersih dan ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat (Pempus). Pada Mei 2017, Aktiva Luar Negeri Bersih tercatat Rp1.447 triliun atau tumbuh 24,4 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan April 2017 sebesar 20,5 persen (yoy).

Ekspansi operasi keuangan Pempus juga ikut mendorong peningkatan pertumbuhan uang beredar. Hal ini tercermin dari kewajiban kepada Pempus (simpanan Pempus di BI dan perbankan) yang tumbuh melambat dari 52,4 persen (yoy) pada April 2017 menjadi 35,3 persen (yoy) pada Mei 2017. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Usai Caplok Permata Bank, Bangkok Bank Bakal Akuisisi Bank RI Lagi?

Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More

17 hours ago

PLN Butuh Dana Rp11.160 Triliun untuk Capai NZE 2060

Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More

17 hours ago

Menilik Peluang Permata Bank Naik Kelas ke KBMI IV

Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More

18 hours ago

Danantara Dinilai jadi Jawaban Pendongkrak Ekonomi RI Capai 8 Persen

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More

18 hours ago

ICC Resmi Keluarkan Surat Penangkapan Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant

Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More

1 day ago

Tingkatkan Rasa Aman di Kampus, Maximus Insurance Serahkan Polis Asuransi untuk Mahasiswa Unhas

Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More

1 day ago