Jakarta — Chief Economist Bank Mandiri, Anton Hermanto Gunawan menilai terjadinya pengurangan permintaan di pasar atau pelemahan daya beli lebih disebabkan karena adanya proses transisi pada kebijakan subsidi di pemerintah.
Dirinya menyebut, pengalihan (shifting) subsidi dari subsidi tunai ke kartu memengaruhi masyarakat untuk menahan permintaan belanjanya hingga satu atau dua bulan ke depan.
“Itu pengaruh juga untuk distribusi bansos (Bantuan Sosial) dilakukan perubahan ke arah menggunakan kartu. Itu ada keterlambatan karena harus cocokan datanya, KTP dan sebagainya ini yang menyebabkan delay,” ungkap Anton di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu, 4 Oktober 2017.
Anton menambahkan, dari kebijakan pemindahan penyaluran subsidi tersebut, masyarakat juga harus menghadapi inkonsistensi kebijakan-kebijakan lain seperti penyesuaian tarif harga listrik, penyesuaian biaya administrasi STNK, dan kemungkinan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Ini kan orang yang tidak eligible harus adaptasi pengeluaran. Masa transisi ini memang cepat dan ada proses, ya pengeluaran itu masyarakat mau enggak mau mereka harus lakukan. Saya pikir ini fenomena sesaat,” ungkap Anton. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (24/12) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Rabu, 24 September… Read More
Jakarta – Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (24/12)… Read More
Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More
Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More
Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More