Jakarta – Pergerakan pasar kripto bisa dibilang cukup frontal. Bisa naik drastis, bisa juga terjun bebas. Di pasar kripto Indonesia, misalnya, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan melaporkan total nilai transaksi kripto di Tanah Air mencapai Rp296,64 triliun pada periode Januari – November 2022.
Jumlah tersebut turun drastis sebesar 65,45 persen dibandingkan dengan nilai transaksi kripto periode Januari – November 2021, yakni mencapai Rp858,76 triliun. Lalu, bagaimana pergerakan transaksi pasar kripto di 2023?
Antonny Liem, Invesment Partner GDP Venture mengatakan siklus pergerakan transaksi kripto akan tetap ada, baik naik ataupun turun. Pasalnya, kata Antonny, teknologi blockchain dan Web3 akan terus berkembang dan tidak akan menghilang.
“Teknologi akan terus maju, adopsinya akan lebih mainstream dan terutama akan diregulasi. Poinnya sekarang adalah di regulator nih,” ungkap Antonny kepada Infobanknews di Jakarta, Senin, 13 Maret 2023.
Menurut Antonny, regulator memegang peranan penting dalam menjaga transaksi kripto yang terkadang pergerakannya ekstrem. Namun perlu diingat, regulator yang diterapkan harus melihat dan memberikan peraturan yang tidak terlalu ketat, tapi cocok untuk pasar kripto.
“Ini agar adopsi kripto membesar dan siklusnya kembali. Kalau dulu kan siklusnya gila-gilaan, sekarang akan lebih landai, lebih kaya ekonomi normal gitu yang nggak terlalu naik turun gitu, karena memang sudah lebih deregulate ya,” kata pria yang juga menjabat sebagai CEO GetPlus ini.
Antonny menilai, rencana pemerintah melalui Bappepti menghadirkan bursa kripto pada Juni 2023 adalah sebuah regulator yang dinanti. Di mana pemerintah akan memberikan platform edukasi sekaligus proteksi investor kripto.
“Regulasi ini akan membuat pemainnya agar lebih hati-hati. Nggak semua koin-koin kripto micin tiba-tiba ada di mana-mana dan terus orang ikut goreng-gorengan koin kripto,” ujar Antonny.
Baca juga: Investor Kripto Lebih Percaya Influencer Ketimbang Financial Planner, Kok Bisa?
Terpisah, menurut Plt. Kepala Bappebti Kementerian Perdagangan Didid Noordiatmoko, ekosistem aset kripto sejatinya memang harus segera terbentuk. Untuk itu, pihaknya akan merealisasikan pembentukan bursa kripto di 2023.
“Ini memang yang menjadi PR (pekerjaan rumah) kami dan harus diwujudkan tahun ini. Targetnya bursa kripto harus selesai Juni 2023. Judulnya harus sudah bisa diwujudkan,” kata Didid beberapa waktu lalu.
Bursa kripto tersebut, lanjut Didid, akan dilengkapi juga dengan lembaga kliring dan kustodian. Dengan begitu, eksosistem aset kripto semakin lengkap dan mampu memberikan perlindungan maksimal kepada masyarakat terhadap praktik aset kripto yang menyimpang.
“Kita bukan sekadar bikin bursa kripto. Karena fokus yang dikejar adalah perlindungan masyarakat,” tegasnya.(*)
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More