News Update

Transaksi Bank Merosot, Persaingan Bank dan Fintech Makin Ketat

Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memandang persaingan bank kian ketat terutama dengan kehadiran fintech.

Hal tersebut disampaikan oleh Hanif Muhammad selaku ekonom bidang Center of Innovation and Digital Economy Indef pada diskusi mengenai Kinerja 100 hari Pemerintah Tanpa Akselerasi Ekonomi. Menurutnya, persaingan bank dengan fintech tercermin dari pertumbuhan nilai transaksi perbankan melalui karty debit dan kredit yang melambat signifikan.

“Dalam konteks konsumsi domestik, BPS mencatatkan nilai transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kartu kredit yang sempat tumbuh sebesar 13,81% di triwulan IV-2018 melambat signifikan dengan hanya tumbuh 3,85% di triwulan IV-2019. Hal ini dapat memperlihatkan konsumsi masyarakat yang menurun dan juga memperkuat argumen bahwa persaingan bank kian ketat, terutama dengan kehadiran fintech,” kata Hanif di Jakarta, Kamis 6 Febuari 2020.

Hanif menambahkan, Bank Indonesia (BI) sempat menyatakan bahwa uang yang beredar turun karena beralih ke uang elektronik, debit dan kartu kredit. Akan tetapi, data di atas menunjukkan bahwa transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kartu kredit juga mengalami perlambatan.

Untuk itu, dirinya memandang, penggunaan super-app yang terintegrasi dengan transportasi online, e-dagang, hingga hiburan yang terkoneksi dengan uang elektronik dan dompet digital berpengaruh signifikan terhadap melambatnya pertumbuhan transaksi debit dan kredit perbankan.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) hingga kuartal IV 2019 menemukan perlambatan konsumsi rumah tangga terjadi di penjualan eceran makanan, minuman, dan tembakau yang hanya tumbuh 1,52%. Hal ini berbeda cukup jauh bila dibandingkan dengan kuartal-IV 2018 yang mencapai 4,73%.

Hal ini diperparah dengan terjadinya kontraksi pada pertumbuhan penjualan wholesale sepeda motor negatif 5,60% dan mobil penumpang sebesar 7,24%. Sedangkan untuk nilai transaksi uang elektronik, kartu kredit, dan kartu debit tercatat hanya tumbuh 3,85% atau lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal yang sama tahun 2018 sebesar 13,81%.

Suheriadi

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

8 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

9 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

10 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

10 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

12 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

12 hours ago