Jakarta – Kabar baik muncul dari rencana pembangunan pusat produksi olefin dan aromatik di kompleks PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI). Impian Pemerintah Indonesia untuk menekan angka impor migas akan segera terwujud.
Melalui salah satu anak usaha Pertamina, PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), akan membangun pabrik petrokimia yang berlokasi di Tuban, Jawa Timur.
Proyek dengan investasi senilai Rp50 triliun dengan sebutan TPPI Olefin Complex ini bakal memproduksi High Density Polyethylene (HDPE) sebanyak 700.000 ton per tahun, Low Density Polyethylene (LDPE) sebanyak 300.000 ton per tahun, dan Polipropilena (PP) 600.000 ton per tahun.
Pengamat Kebijakan Publik, Miftahul Adib menilai bahwa proyek ini untuk mewujudkan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menekan defisit migas, saat ini.
“Pertamina tengah berusaha mempercepat pelaksanaan pembangunan proyek tersebut,” kata Adib dalam keterangan persnya, Jumat (25/9).
Belum lagi kata Adib, Proyek ini mendapat pengawalan ketat dari Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung RI dan Bareskrim Polri. “Saya melihat Pertamina telah berhasil menyelesaikan proses tender DBC Olefin TPPI Tuban dengan bersih dan transparan,” tegasnya.
Adapun tender tersebut sebelumnya diikuti oleh 4 (empat) konsorsium internasional, yang tediri dari Konsorsium Daelim Industrial, Wijaya Karya, McDermott Indonesia (Konsorsium Daelim), JO Hyundai Engineering Co., Ltd. Saipem SpA, Rekayasa Industri, PT Enviromate Technology International (JOHyundai Engineering Co., Ltd.), Konsorsium GS E&C, Adhi Karya, Technimont SpA (Konsorsium GS E&C), serta Konsorsium Technip, Tripatra, Samsung Engineering (Konsorsium Technip).
Proses tender tersebut telah meloloskan 2 (dua) konsorsium sebagai penawar terbaik secara administratif, teknikal dan komersial, serta telah memenuhi kriteria yang dipersyaratkan terkait pengalaman dalam membangun konstruksi olefin plant sampai selesai dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, yaitu JO Hyundai Engineering Co., Ltd. dan Konsorsium Technip.
Sebelumnya telah beredar tudingan negatif dari sejumlah oknum yang mengarah kepada panitia tender yang diduga melakukan pelanggaran dalam proses prakualifikasi, dengan mengakomodasi salah satu bidders untuk digiring menjadi pemenang pada proses tender DBC Olefin TPPI Tuban, namun setelah dilakukan klarifikasi, kabar tersebut dinilai tidak benar dan tidak terbukti.
Dugaan lain adalah terkait kecurangan panitia tender yang mengizinkan bidder untuk menambah anggota konsorsium setelah pengumuman prakualifikasi. Namun faktanya, sesuai aturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh panitia tender dinyatakan bahwa selama proses tender perubahan anggota konsorsium/KSO diperkenankan dengan mendapatkan persetujuan tertulis dari pemilik proyek.
Untuk diketahui, TPPI merupakan anak usaha dari PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) yang 95,9 persen sahamnya dimiliki pemerintah.
Pemerintah sendiri menargetkan dapat menghemat devisa hingga US$1,2 miliar setara Rp16,8 triliun per tahun sejalan dengan meningkatnya kepemilikan pemerintah di saham PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) menjadi 80 persen.
Pertamina menargetkan Pembangunan proyek tersebut akan berlangsung selama tiga tahun, yakni akan dimulai pada Desember 2021, dan selanjutnya akan mulai berproduksi pada bulan April 2024. (*)
Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membuka opsi untuk ‘menyatukan’ PT… Read More
Jakarta – Kembalinya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) membuka kekhawatirkan negara-negara sekutu AS… Read More
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank… Read More
Jakarta - Raksasa teknologi asal Tiongkok, Huawei, merilis tablet terbaru, HUAWEI MatePad Pro 12.2 pada… Read More
Jakarta - Jejak investor asal Thailand di pasar keuangan Indonesia sudah cukup panjang. Lebih dari… Read More
Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) secara resmi meluncurkan program Makan Bergizi Gratis… Read More