Gedung Chandra Asri Group/Istimewa
Jakarta – PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) melaporkan kinerja keuangan sepanjang 2024, dengan pendapatan bersih sebesar USD1.785,4 juta. Angka ini turun 17,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai USD2.159,9 juta.
Penurunan pendapatan TPIA tersebut dipicu oleh gangguan eksternal dalam pasokan dan permintaan, yang berdampak pada penurunan volume penjualan secara keseluruhan, serta dampak dari TAM yang direncanakan oleh Perseroan.
Di samping itu, beban pokok pendapatan TPIA juga mengalami penurunan menjadi USD1.737,1 juta di 2024, dibandingkan dengan USD2.078,1 juta pada 2023.
Menurut perseroan, penurunan ini terutama disebabkan oleh tingkat produksi yang lebih rendah akibat TAM.
Meskipun pendapatan turun, TPIA berhasil memangkas rugi bersih setelah pajak menjadi USD57,3 juta pada 2024, dibandingkan dengan USD31,5 juta pada tahun sebelumnya.
Direktur TPIA, Suryandi menegaskan, hingga 31 Desember 2024, perusahaan tetap menjaga posisi keuangan yang kuat dengan likuiditas solid sebesar USD2,4 miliar.
Dana tersebut terdiri dari USD1,4 miliar dalam bentuk kas dan setara kas, USD0,8 miliar dalam marketable securities, serta USD0,2 miliar dalam fasilitas kredit bergulir yang telah tersedia.
“Fondasi yang kokoh ini memungkinkan kami untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang dan berkontribusi pada perkembangan industri serta ekonomi Indonesia,” ucap Suryandi dalam keterangan resmi dikutip, Selasa, 18 Maret 2025.
Baca juga: Cara Mudah Cek NIK KTP Penerima Bansos PKH Maret 2025, Coba Sekarang!
Adapun dari total aset TPIA per 31 Desember 2024 tercatat sebesar USD5.658,9 juta, meningkat 0,8 persen dari USD5.614,5 juta pada akhir 2023. Sementara itu, total liabilitas perusahaan naik 4 persen menjadi USD2.726,1 juta, dibandingkan dengan USD2.620,6 juta pada tahun sebelumnya.
Dari sisi arus kas, TPIA mencatat arus kas bersih yang digunakan dalam aktivitas operasi sebesar USD158,3 juta pada 2024. Ini berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya, di mana perusahaan memperoleh arus kas bersih sebesar USD132,2 juta dari aktivitas operasi.
Perubahan itu disebabkan oleh pembayaran kepada pemasok yang lebih tinggi dibandingkan penerimaan dari penjualan sepanjang tahun.
Baca juga: Dukung Pemulihan Pasca Banjir, PTPN Group Salurkan Bantuan ke Sejumlah Daerah Terdampak
Sementara itu, arus kas keluar bersih dari aktivitas investasi tercatat sebesar USD77,6 juta, membaik dibandingkan dengan USD414,3 juta pada 2023. Perbaikan ini mencerminkan hasil investasi keuangan, meskipun terdapat peningkatan belanja modal untuk TAM.
Di sisi lain, arus kas masuk bersih dari aktivitas pendanaan mencapai USD162,9 juta, turun dari USD317,9 juta pada 2023.
Penurunan ini mencerminkan pembayaran utang jangka panjang yang lebih besar dibandingkan dengan pinjaman baru.
Hal itu dilakukan sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk mengoptimalkan struktur modal, mengurangi biaya pembiayaan, serta menjaga likuiditas untuk proyek-proyek strategis. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More