Lewat Pemberdayaan, BTPN Syariah Dongkrak Peran Wanita

Lewat Pemberdayaan, BTPN Syariah Dongkrak Peran Wanita

Lombok – Upaya PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) membina para wanita di seluruh pelosok nusantara, untuk menggiatkan ekonomi keluarganya tergolong sukses.

Tak sedikit wanita yang dipoles BTPN Syariah dari nasabah prasejahtera, jadi sukses menjalani hidup tidak hanya mengurus anak dan suami belaka, tetapi juga mampu membantu peran suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

Sahniati adalah salah satu contoh kecil, satu dari ratusan atau bahkan ribuan wanita yang sukses di lombok, pasca dibina oleh BTPN Syariah. Berkat program pemberdayaan BTPN Syariah, Sahniati berhasil mewujudkan impiannya dalam mendongkrak ekonomi lingkungan sekitar, tidak hanya di keluarga.

Selain Sahniati, kisah manis juga dialami wanita-wanita lain di Lombok, seperti Misnah contohnya. Wanita dengan tiga orang anak perempuan ini juga bangkit dari keterpurukan berkat program pemberdayaan BTPN Syariah.

Bagaimana tidak, Misnah, wanita pemilik toko kain tenunan tradisional songket yang cukup besar di Lombok, dengan nama Bari Artshop, sebelumnya hanya wanita biasa.

Ia bercerita, dirinya hanya seorang pengrajin songket di Desa Sukarara pada tahun 2000. Baru setelah tahun 2003, dirinya memulai membuka usaha buka toko kain songket, sebagai pengepul.

Motivasinya membuka toko songket muncul karena melihat teman-teman pengrajin yang sulit memasarkan hasil tenunannya. Sehingga diapun mempunyai ide untuk menjadi pengepul songket di desanya.

“Disini ada 1000 pengrajin, dan ada 300 pengrajin yang bergabung menjual songketnya di sini,” kata Misnah di Lombok, Rabu, 19 Desember 2018.

Namun sejak itu, perjalanan bisnisnya tidak selalu berjalan mulus. Berbagai persoalan menghampiri dan menghambat bisnisnya. Beruntung pada tahun 2013 dirinya menjadi nasabah prasejahtera BTPN Syariah.

Ia merasa terbantukan, karena selain mendapat modal dari bank, yang belum lama ini menjadi perusahaan terbuka tersebut. Dirinya juga mendapat pembekalan usaha untuk menjadi berkembang.

Bahkan disaat penjualan sedang kurang baik, Bank yang dipimpin oleh Ratih Rachmawaty itu juga ikut mempromosikan barangnya ke konsumen lewat pameran.

“Barang yang saya jual dipameran selalu habis dan tidak balik, setelah selesai,” jelasnya.

Program pameran produk nasabah BTPN Syariah kerap diadakan dua kali setahun. Hal ini dilakukan untuk mempromosikan hasil karya terbaik milik nasabahnya. Dengan begitu, peran BTPN Syariah tidak hanya memberi modal usaha saja. Selain itu juga memberi pembekalan dan ikut memasarkannya.

Untuk harga jual songketnya, ia menjual paling murah di harga Rp75 ribu. Sementara paling mahal bisa mencapai Rp4 jutaan. Semakin besar tingkat kesulitan membuatnya, maka semakin mahal pula harganya. Selain itu, penentuan mahal atau tidaknya harga songket diliat dari kualitas barang dan warnanya.

Namun yang cukup unik diceritakannya, jika barang dagangannya dibeli oleh orang asing. Orang asing berani beli dengan harga mahal untuk produk yang dijualnya.

“Karena mereka (orang asing) sangat menghargai barang dengan melihat dari proses pembuatannya. Harga Rp75 ribu bisa dibelinya seharga Rp500 ribu. Sedangkan yang harga Rp500 ribu bisa dibeli Rp2,5 juta,” tutup Misnah.

Sahniati dan Misnah merupakan contoh dua wanita sukses dan yang punya peran besar tidak hanya buat keluarga dan warga sekitar di daerah Lombok. Masih banyak lagi wanita-wanita nasabah prasejahtera BTPN Syariah yang bernasip serupa.

Saat ini total nasabah wanita prasejahtera BTPN Syariah di wilayah lombok ada sekitar 38-39 ribu, dari total 3,3 juta nasabah. Sementara total oustanding nasabah di Lombok mencapai Rp128 miliar per September 2018. (*)

Related Posts

News Update

Top News