BI: Faktor Global Buat Rupiah Makin Tertekan

BI: Faktor Global Buat Rupiah Makin Tertekan

Jakarta – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar as yang melemah hingga Rp14.800/US$ masih dipengaruhi oleh faktor global akibat pandemi virus corona.

Destry memandang negara emerging market masih mengalami tekanan akibat keluarnya aliran modal asing di berbagai instrumen yang mengarah ke AS.

“Nilai tukar emerging mulai ada tekanan, karena adanya analisa-analisa, mereka menjauhi instrumen risiko tinggi dan kembali ke USA, sehingga rupiah dan mata uang regional alami tekanan,” kata Destry dalam webinar BPPK Kemenkeu, Senin 20 Juli 2020.

Destry menambahkan, pandemi COVID-19 juga mempengaruhi investor untuk beralih ke instrumen yang risikonya lebih rendah, seperti US Treasury. Akibat hal tersebut, maka terjadi pembalikan modal asing di negara berkembang.

“Mereka beli lagi bond US (obligasi AS) sehingga rupiah dan beberapa mata uang regional mengalami tekanan,” jelasnya.

Sebagai informasi saja, pada perdagangan siang tadi (20/7) pukul 11.37 WIB, rupiah bergerak melemah terhadap dolar AS di Rp14.817,50 atau turun 115,00 poin (0,78%). Sedangkan di akhir perdagangan hari ini, rupiah ditutup di level Rp14.785 per dolar as atau melemah 82 poin (0,56%) dibandingkan dengan penutupan Jumat (17/7) di Rp14.703 per dolar as.

Meskipun begitu, berdasarkan data BI, sejak awal tahun ini hingga pekan lalu, rupiah sudah melemah atau depresiasi 3,57% (ytd) terhadap dolar AS. Namun, pelemahan itu tak sedalam negara berkembang lainnya, seperti ringgit Malalysia yang melemah 4,4% (ytd), won Thailand 6,08 persen (ytd), hingga Brasil yang melemah 34,4% (ytd).

Editor: Rezkiana Np

Related Posts

News Update

Top News