“Kami mengharapkan kenaikan asuransi properti, jaminan kredit dan asuransi engineering menyusul anggaran pemerintah yang lebih besar untuk infrastruktur. Ini terlepas dari pertumbuhan premi nonjiwa yang lambat di kuartal I 2017,” ucapnya.
Meski begitu, kata dia, rasio kerugian untuk asuransi non jiwa membaik menyusul klaim biaya yang lebih rendah untuk properti dan kendaraan bermotor pada tahun 2016. Fitch memperkirakan tren yang lebih rendah ini berlanjut bersamaan dengan perlindungan yang dapat dikelola dari cakupan reasuransi dan perkiraan pertumbuhan premi asuransi nonjiwa.
Selain itu, lanjut dia, Fitch juga memperkirakan bahwa premi untuk asuransi kendaraan bermotor tidak akan berdampak signifikan oleh adanya kenaikan tarif yang berlaku April 2017. Karena, lebih dari 70 persen penjualan kendaraan dan sebagian besar penjualan sepeda motor dijual melalui skema pembiayaan.
“Fitch percaya, sektor kehidupan akan terus mendominasi total premi industri. Bagian Bancassurance mengenai premi jiwa melampaui agen pada 2016, dan kami yakin bancassurance masih memiliki potensi besar sebagai jalur distribusi yang paling efektif dengan mempertimbangkan basis pelanggan, kenyamanan dan harga yang kompetitif,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - BNI Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (19/11)… Read More
Jakarta - Otorit Jasa Keuangan (OJK) bersiap-siap menerima limpahan pengawasan aset kripto mulai Januari 2025.… Read More
Jakarta – Sejumlah perusahaan modal ventura merespons rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen… Read More
Jakarta – PT Bank QNB Indonesia Tbk ("Bank"), anak usaha QNB Group, institusi finansial terbesar… Read More
Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) pada hari ini (18/11) telah melangsungkan Rapat… Read More
Dukung Akses Telekomunikasi danInformasi, IIF Salurkan Kredit SindikasiRp500 miliar. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF)bekerja sama… Read More