Jakarta – Bank Ganesha menunjukkan peningkatan kinerja yang impresif sepanjang 2024, hingga September 2024. Bank ini menorehkan kinerja positif di hampir semua aspek bisnis, mulai dari pertumbuhan kredit, peningkatan laba bersih, hingga efisiensi operasional yang semakin baik.
Per September 2024, laba bersih bank yang dipimpin Lenny Sugihat sebagai presiden direktur ini melonjak hingga 103,93 persen secara tahunan (yoy) dari Rp65,03 miliar di September 2023 menjadi Rp132,61 miliar. Pertumbuhan laba yang sangat mengesankan ini didorong oleh ekspansi kredit, peningkatan pendapatan bunga, dan efisiensi beban operasional lainnya.
Pada sektor kredit, Bank Ganesha mencatat pertumbuhan yang tinggi, 26,76 persen, jauh melampaui pertumbuhan kredit industri perbankan yang sebesar 10,85 persen pada September 2024 menurut laporan Bank Indonesia (BI).
Baca juga: Kinerja Bank SMBC Indonesia per September 2024: Kredit Naik 16,08 Persen, Laba Susut 4,19 Persen
Lebih jauh, dengan penyaluran kredit mencapai Rp4,89 triliun, Bank Ganesha berhasil menjaga kualitas aset yang baik, tercermin dari penurunan rasio non performing loan (NPL) gross dari 1,80 persen menjadi 1,23 persen dan NPL net yang kini mencapai 0,00 persen. Kualitas kredit yang baik ini membantu menjaga stabilitas kinerja keuangan dan meningkatkan daya saing Bank Ganesha.
“Sejalan dengan arah kebijakan dan strategi perseroan untuk mengembangkan layanan bisnis perbankan berbasis digital, maka penyaluran kredit akan diarahkan kepada bisnis konvensional dan layanan digital yang sehat, dengan fokus kepada UMKM melalui kolaborasi dengan fintech, kerja sama channelling dan joint financing,” kata Lenny, dikutip Jumat, 1 November 2024.
Sementara, pendapatan bunga bersih Bank Ganesha mengalami penurunan sebesar 17,19 persen menjadi Rp353,28 miliar, meskipun pendapatan bunga bruto meningkat 24,55 persen dari Rp426,64 miliar menjadi Rp531,39 miliar. Peningkatan ini menunjukkan bahwa permintaan kredit yang tinggi berhasil mengangkat pendapatan bunga.
Tapi, beban bunga mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 100,92 persen menjadi Rp178,11 miliar, didorong oleh peningkatan simpanan deposito yang naik 57,36 persen. Meskipun begitu, Bank Ganesha mampu menjaga profitabilitas melalui efisiensi operasional lainnya, dengan beban operasional lain menurun drastis sebesar 27,09 persen menjadi Rp185,79 miliar.
Selain itu, Bank Ganesha juga berhasil mempertahankan likuiditas yang sehat, tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) sebesar 81,31 persen. Rasio ini berada dalam rentang yang ideal antara 78-92 persen, menandakan bank ini memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung pertumbuhan kredit dan menjaga stabilitas dana.
Bank Ganesha membukukan dana pihak ketiga (DPK) Rp6,01 triliun di September 2024, terbang 43,30 persen dari Rp4,19 triliun di September 2023. Tumbuhnya DPK, utamanya ditopang oleh peningkatan deposito.
“Untuk penghimpunan DPK akan fokus pada peningkatan dan stabilitas dana ritel, melalui optimalisasi produk eksisting dan pengembangan fitur-fitur layanan berbasis digital,” tegas Lenny.
Baca juga: Kinerja Bank Maspion Impresif di September 2024, Laba dan Kredit Tumbuh Double Digit
Lebih jauh, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Bank Ganesha tercatat 71,22 persen, jauh di bawah ambang batas sehat maksimal sebesar 94 persen. Rasio BOPO yang lebih rendah menunjukkan efisiensi yang lebih tinggi dalam operasional, memungkinkan bank ini mengoptimalkan laba meskipun terdapat peningkatan pada beban bunga.
Dari sisi rasio lainnya, return on asset (ROA) Bank Ganesha naik dari 1,33 persen menjadi 2,42 persen, menunjukkan peningkatan efisiensi dan profitabilitas aset yang dikelola. Adapun return on equity (ROE) juga naik signifikan dari 2,92 persen menjadi 5,57 persen, menggambarkan kinerja yang semakin kuat dalam menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham.
Menutup September 2024, Bank Ganesha membukukan total aset Rp9,54 triliun, tumbuh 27,26 persen dari Rp7,49 triliun di September 2023. (*) Ari Nugroho
Jakarta - Pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk mendorong industri perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah… Read More
Jakarta – Indonesia dan negara berkembang lainnya menuntut komitmen lebih jelas terhadap negara maju terkait… Read More
Jakarta – Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier milik Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE… Read More
Bangkok – Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik bagi banyak investor, khususnya di kawasan Asia… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mendukung program pembangunan 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto yang… Read More
Padang - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengapresiasi kinerja Koperasi Konsumen Keluarga Besar (KSUKB)… Read More