Keuangan

Tokio Marine Raup Laba Rp242,84 Miliar di 2023, Turun 8,34 Persen

Jakarta – PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (Tokio Marine) membukukan laba setelah pajak sebesar Rp242,84 miliar sepanjang 2023. Sayangnya, laba tersebut turun 8,34 persen dari periode yang sama tahun 2022, yakni Rp264,94 miliar.

Menilik laporan keuangan Tokio Marine yang dipublikasikan pada 14 Mei 2024, penurunan laba Tokio Marine dipicu oleh beban usaha perseroan yang naik 13,59 persen menjadi Rp380,03 miliar, ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar Rp333,49 miliar.

Baca juga: Aset Industri Asuransi Naik 2,49 Persen Jadi Rp1.128,86 Triliun

Jika dirinci, beban pemasaran mengalami kenaikan 19,81 persen menjadi Rp48,77 miliar, dari tahun sebelumnya sebesar Rp40,7 miliar. Kemudian, beban pegawai dan pengurus juga ikut terkerek naik 5,35 persen menjadi Rp96,55 miliar dan beban umum dan administrasi naik 16,2 persen menjadi Rp230,26 miliar.

Dari sisi beban underwriting  sepanjang 2023 tercatat mengalami penurunan. Per Desember 2023, beban underwriting perseroan turun 7,5 persen menjadi Rp485,6 miliar, dari tahun 2022 sebesar Rp524,99 miliar.

Di sisi lain, jumlah pendapatan premi neto Tokio Marine mengalami kontraksi. Sepanjang 2023, pendapatan premi neto perseroan sebesar Rp1,03 triliun. Raihan pendapatan premi neto ini turun tipis 1,76 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,05 triliun.

Baca juga: Gara-gara Ini, OJK Bakal Benahi Ekosistem Produk Asuransi Kesehatan

Kemudian dari sisi liabilitas perseroan mengalami pertumbuhan. Per Desember 2023, liabilitas Tokio Marine sebesar Rp4,51 triliun. Angka ini naik 41,79 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,18 triliun.

Pun demikian dengan ekuitas Tokio Marine yang juga naik tipis 1,2 persen menjadi 1,47 triliun. Alhasil, Tokio Marine mencatatkan total aset sebesar Rp5,98 triliun, atau naik 29,04 persen dari tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan, kinerja keuangan Tokio Insurance sepanjang 2023 menunjukkan pertumbuhan berkelanjutan dengan posisi keuangan yang sehat. Hal ini tercermin dari dari Risk Based Capital (RBC) yang tercatat sebesar 217 persen, jauh di atas ketentuan minimum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120 persen. (*)   

Galih Pratama

Recent Posts

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

1 hour ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

1 hour ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

3 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

3 hours ago

BTN Raih Sertifikat Predikat Platinum Green Building

Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More

3 hours ago

BI Catat DPK Tumbuh 6 Persen per Oktober 2024, Ditopang Korporasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More

4 hours ago