Moneter dan Fiskal

Todotua Pasaribu Dorong Perusahaan RI Investasi Sektor Migas dan Teknologi di AS

Jakata – Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu menyebutkan bahwa sektor minyak dan gas (migas), serta teknologi akan menjadi sasaran utama investasi Indonesia di Amerika Serikat (AS).

Hal ini seiring dengan rencana pemerintah mendorong perusahaan Indonesia yang berinvestasi di AS. Ini sebagai langkah negosiasi pemerintah dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang dikenakan terhadap Indonesia sebesar 32 persen.

“Salah satu yang strategis kan oil and gas. Maksudnya kita investasi di AS itu oil and gas, kita melihat line-up bisnisnya. Kan sebenarnya beberapa investasi kita yang di luar kan sudah pernah terjadi. Salah satunya itu industrinya di oil and gas melalui anak perusahaan Pertamina,” ujar Todo kepada Wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta, Senin, 14 April 2025.

Baca juga: Negoisasi Tarif Trump, Airlangga Ungkap Bakal Ada Perusahaan RI Investasi di AS

Saat ini, pemerintah sedang memitigasi potensi sektor yang bisa disasar, termasuk IT dan kecerdasan buatan (AI), agar investasi tersebut juga memberi dampak balik bagi teknologi dan R&D nasional.

“Kenapa enggak kita berinvestasi misalnya di perusahaan AI yang ada di luar. Itu kan strategis. Karena kan dengan kita masuk berinvestasi kan sebenarnya kita bisa dapat give it back-nya,” ungkapnya.

Todo menyatakan bahwa fleksibilitas investasi ini difasilitasi oleh keberadaan Danantara. Menurutnya, skema holding investasi negara ini memungkinkan BUMN berinvestasi lintas negara dengan strategi jangka panjang.

“Dengan adanya Danantara kan sebenarnya strategis itu—baik kita berinvestasi dalam negeri maupun di luar negeri, bisa jauh lebih fleksibel daripada sebelum Danantara,” pungkasnya.

Selain itu, Indonesia juga membuka kemungkinan untuk masuk dalam proyek global melalui skema combine investment, di mana BUMN tidak harus menjadi pemilik tunggal, namun tetap memperoleh margin strategis dan pengetahuan teknologi.

Baca juga: Dampak Kebijakan Tarif Trump terhadap Risiko Perbankan di Indonesia

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan masih belum bisa menyebutkan perusahaan apa yang akan berinvestasi di AS. Pasalnya, rencana investasi ini tergantung terhadap hasil negosiasi yang dihasilkan.

Menurut Airlangga, setelah kesepakatan dicapai dengan pemerintah AS, maka pemerintah Indonesia akan segera mengumumkan rincian investasi tersebut.

“Sehingga semuanya tentu bergantung pada pembicaraan nanti. Nah, soal komoditas dan perusahaan itu akan diumumkan di sana (AS),” jelasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

8 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

8 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

10 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

11 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

11 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

12 hours ago