News Update

Titu (OJK) : Investasilah ke Tempat Yang Benar

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) diamanati untuk melindungi kepentingan konsumen lembaga jasa keuangan dan masyarakat umum. Banyak hal yang sudah dilakukan OJK dalam melaksanakan tugas itu. Sosialisasi dan edukasi terkait dengan pengelolaan keuangan yang baik dan sehat kepada masyarakat terus dilakukan, dengan harapan, salah satunya, masyarakat bisa makin bijak dalam berinvestasi dan terhindar dari investasi yang merugikan atau ilegal alias bodong.

Sejatinya, apa saja upaya OJK dalam meredam praktik-praktik investasi ilegal? Berikut penjelasan Kusumaningtuti S. Soetiono, Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen. Petikannya:

 Salah satu tugas OJK ialah melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Apa yang dilakukan OJK dalam menjalankan tugas itu?

Sejak OJK beroperasi, kami sudah membangun rangkaian yang sistematis, mulai dari mengeluarkan peraturan sebagai pelaksanaan operasional dari amanat undang-undang. Kemudian, kami membangun layanan konsumen yang melayani tiga hal: menerima pertanyaan, menerima infomasi, dan menerima pengaduan. Kedua, kami membangun yang namanya LAPS (Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa).

Jadi, memang dalam peraturan kita di POJK Nomor 1 Tahun 2014 dan surat edaran (SE)-nya, lembaga jasa keuangan diwajibkan untuk memiliki fungsi itu, menerima komplain kemudian menyelesaikan. Ini yang ketiga. Jadi, ada peraturan, perangkat, baik eksternal maupun internal, kemudian complaint handling. Kemudian, keempat, market conduct yang kami bangun.

Terkait dengan banyaknya praktik investasi yang merugikan masyarakat, seperti apa OJK melihat fenomena itu?

Fenomena itu tidak hanya di Indonesia, terjadi di seluruh dunia. Selalu ada pihak yang kurang bertanggung jawab yang menjamah seluruh masyarakat. Marak karena ekonominya satu negara maju, tumbuh, dan dunia transaksinya pesat sehingga hal-hal begini diminati oleh pihak yang tidak memiliki aturan investasi yang sah.

Tapi, kenapa tetap menarik karena, pertama, rasa didorong. Siapa sih yang tidak mau punya rasa spekulasi berbeda-beda, mau mendapatkan uang lebih besar dari dana yang dimiliki. Jadi, kalau ada janji bahwa ini bisa menghasilkan lebih banyak pasti akan terpikat. Kedua, hasil survei menunjukkan masyarakat kita tingkat literasinya masih rendah. Kalau ditawari produk enggak tahu ini risikonya apa. Apalagi hanya keuntungan yang diceritakan.

Jadi, OJK menanggapi itu, melakukan pencegahan dan penindakan terhadap hal itu, bidang edukasi dan perlindungan konsumen, melakukan pencegahan berupa edukasi. Jadi, pemahaman dan kemudian awareness kepada masyarakat supaya hati-hati dengan mengenali ciri-cirinya. Kemudian, kami mendorong (masyarakat) untuk masuk berinvestasi ke produk yang benar. Jadi, bisa ngerti, dicocokkan dengan kebutuhannya.  

Page: 1 2

Apriyani

Recent Posts

Per September 2024, Home Credit Membantu Distribusi Produk Asuransi ke 13 Juta Nasabah

Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More

6 hours ago

Berkat Hilirisasi Nikel, Ekonomi Desa Sekitar Pulau Obin Tumbuh 2 Kali Lipat

Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More

6 hours ago

Menkop Budi Arie Dukung Inkud Pererat Kerja Sama dengan Cina-Malaysia di Pertanian

Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More

7 hours ago

Ajak Nasabah Sehat Sambil Cuan, BCA Gelar Runvestasi

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More

8 hours ago

IHSG Ambles hingga Tembus Level 7.200, Ini Tanggapan BEI

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

8 hours ago

BEI Gelar CMSE 2024, Perluas Edukasi Pasar Modal ke Masyarakat

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More

8 hours ago