Jakarta – PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (Perseroan atau TELE) akan fokus dalam pengembangan layanan digital serta memperkuat distribusi modern melalui kerja sama dengan kalangan perbankan dan modern Chanel sebagai salah satu upaya meningkatkan kembali pendapatan, pasca tercapainya perdamaian dengan para kreditur.
Corporate Secretary Perseoan, Semuel Kurniawan, mengatakan kondisi pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir ini telah menyebabkan transformasi bisnis berubah dengan cepat dan mengubah kebiasaan pelanggan seluler, yang ditandai dengan makin maraknya layanan digital dan online.
“Kami melihat adanya kesempatan atau peluang yang akan menjadi titik focus Perseroan kedepannya, di mana hal tersebut menjadi acuan Perseroan dalam pengembangan business kedepan yaitu layanan penjualan secara digital,” katanya usai RUPS Tahunan Perseroan pada hari Kamis, 18 November 2021.
Dia mengakui dalam beberapa tahun terakhir ini, pendapatan Perseroan memang lebih banyak disumbangkan dari penjualan voucher melalui jaringan tradisional atau gerai-gerai yang tersebar di seluruh Indonesia serta kerja sama dengan ratusan ribu retailer yang ada.
Pada tahun 2022, katanya, TELE akan fokus dalam pengembangan distribusi voucher melalui jaringan modern, khususnya dengan pihak perbankan yang porsinya akan ditingkatkan lagi. Apalagi dengan transformasi digital saat ini, trend pengisian pulsa telepon seluler sudah bergeser ke pengisian pulsa elektrik.
Menurut Semuel, dengan berfokus pada jaringan modern, Perseroan dapat mengurangi beban biaya pengelolaan gerai yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir ini. Sementara margin yang diperoleh Perseroan dari distribusi tersebut relatif kecil.
Perseroan menargetkan sistem distribusi modern akan memberikan sumbangan lebih besar dibandingkan outlet tradisional pada tahun-tahun mendatang.
Terkait dengan penyelesaian PKPU, Semuel menjelaskan bahwa pada tanggal 4 Januari 2021, proposal perdamaian yang disampaikan tim Perseroan bersama Penasehat Keuangan yang ditunjuk telah diterima oleh kreditur dalam Sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Para kreditur yang berasal dari kalangan perbankan, pemegang obligasi dan kreditur lain yang hadir dalam pertemuan tersebut semuanya menyetujui Proposal Perdamaian yang telah disampaikan.
Salah satu poin dalam penyelesaian terebut adalah restruktutisasi hutang Perseroan untuk jangka waktu 10 tahun.
Dengan diterimanya perdamaian ini, Perseroan akan beroperasi normal dan selanjutnya dapat fokus untuk melanjutkan kegiatan membangun usahanya lagi seperti sediakala dan diharapkan bisa memberikan nilai tambah kepada para kreditur dan pemegang saham.
“Dengan selesainya proses ini, kami berharap mendapatkan tambahan modal kerja yang memadai dari berbagai sumber, baik dari investor, vendor financing maupun kerjasasama usaha lainya sehingga dapat digunakan untuk mengkapitalisasi pertumbuhan telekomunikasi digital di Indonesia,” tambahnya. (*)
Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More