Jakarta — Rencana pemerintah mendukung pengembangan segmen prasejahtera produktif lewat holding ultra mikro milik BUMN menjadi sinyalemen positif bagi segmen ini. Direktur BTPN Syariah Fachmy Ahmad menilai, kehadiran holding ini akan sangat baik bagi para nasabah.
“Kalau cuma hanya ada satu pemain di satu segmen itu juga enggak bagus kan, artinya monopoli atau tidak jadi kemajuan lebih baik lah. Dengan adanya persaingan pasti kan ada namanya usaha untuk memberikan jasa yang terbaik,” ucapnya secara daring Jumat (13/8/2021).
Kehadiran Holding BUMN Ultra Mikro, lanjutnya, diyakini bakal membuka banyak alternatif bagi para nasabah untuk memeroleh pembiayaan. Satu hal yang pasti, kata Fachmy lagi, akan tercipta layanan yang lebih baik bagi para nasabah. Karena nasabah tentu akan memilih layanan yang paling oke.
“Persaingan di awal pasti agak ketat, tapi lama kelamaan nasabah yang akan menemukan siapa yang paling cocok sama mereka. Jadi biarlah nasabah yang memilih, ini bagus buat nasabah,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro telah disetujui lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) belum lama ini. Kehadiran holding BUMN Ultra Mikro bertujuan untuk mengintegrasikan dan memperkuat ekosistem segmen usaha ultra mikro sejalan dengan rencana pemerintah meningkatkan peran BUMN sebagai agen pencipta nilai dan pembangunan. Tiga entitas yang akan ambil bagian dalam holding ini adalah BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PMN.
Dalam menghadapi persaingan di segmen ultra mikro ini, ucap Fachmy, pihaknya bakal memaksimalkan layanan keuangan yang mereka miliki. “Jadi kalau buat kita, apa yang kita lakukan dengan digitalisasi kita, dengan servis kita, itu semua hal-hal yang uda dalam pipeline kita dan kita sudah perkirakan kompetisi gak akan mungkin gak datang. Masak ada gula semutnya cuma ada satu, pasti semutnya banyak,” tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, perseroan juga optimistis dengan keberadaan para bankir pemberdayanya, yakni para community officer (CO) yang saat ini sudah berjumlah 10.500. Para CO yang tersebar di seluruh Indonesia ini akan memberikan pendampingan bagi nasabah perseroan yang mayoritas merupakan masyarakat prasejahtera.
Kontribusi BTPN Syariah di segmen ultra mikro terlihat dari nilai pembiayaan yang mencapai Rp10,05 triliun pada kuartal II-2021, meningkat 15% dibanding Rp8,74 triliun pada periode sama tahun lalu. Dari sisi profit, perseroan mampu membukukan laba bersih Rp770 miliar, naik 89,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp406 miliar. (*)
Jakarta – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) menyebutkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai… Read More
Jakarta - Sejumlah bank digital di Indonesia telah merilis laporan keuangan pada kuartal III 2024.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (18/11) masih ditutup pada zona… Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencatat penermaan dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Oktober 2024 mencapai… Read More
Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More