Bogor – Pengolahan makanan olahan menjadi salah satu industri menjanjikan di Tanah Air, dengan sejumlah besar pelaku bisnis bersaing untuk pangsa pasarnya. Termasuk, perusahaan pengekspor nanas kaleng ke pasar luar negeri, PT Great Giant Pineapple (GGP).
Anak usaha dari PT Great Giant Foods itu, tengah fokus meningkatkan industri kapasitas industri makanan olahan Indonesia serta peningkatan daya saing di pasar global ke depannya.
Salah satu langkahnya yang dilakukan GGP, yakni meneken kerja sama Memorandum of Understanding (MoU) dengan salah satu lembaga penelitian pangan terbaik di Taiwan, Food Industry Research and Development Institute (FIRDI).
Baca juga: Food Waste RI Terbesar ke-2 Dunia, Bos Great Giant Foods Ungkap Penyebabnya
“Dengan komitmen perusahaan yang kuat dalam membangun masa depan industri makanan olahan yang lebih baik di Tanah Air ini disambut dengan baik oleh FIRDI,” kata President Director Great Giant Foods – Tommy Wattimenadi sela The 6th Indonesia – Taiwan Industrial Collaboration Forum (ITICF) di Bogor, Senin (31/10).
Ia menjelaskan, baik dari FIRDI daan GGP telah sepakat untuk dalam meneliti tentang inovasi produk, pengembangan teknologi baru, dan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan konsumen. Kolaborasi di bidang R&D ini akan membantu menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi yang relevan dengan pasar.
“Kami akan fokus pada penelitian-penelitian yang berbasis buah-buahan, karena GGP merupakan perusahaan yang memiliki bisnis buah-buahan terbesar di Indonesia,” terangnya.
Ke depan, perseroan berharap tidak sekadar melakukan penjualan buah segar saja, melainkan dapat meningkatkan inovasi-inovasi anyar yang dibantu dengan research mereka. Tujuannya, bisa melakukan development product yang sesuai dengan pasar di Indonesia.
Adapun, melalui kerjasama ini, FIRDI menyatakan kesiapannya dalam menjalin kerja sama dengan GGP dalam menyediakan pusat penelitian terbaik untuk memajukan industri makanan olahan.
Sekaligus berbagi visi untuk menciptakan produk berkualitas tinggi yang memenuhi standar dan berkontribusi pada pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia dan di seluruh dunia.
Penandatanganan MoU ini dilakukan bersamaan dengan The 6th Indonesia – Taiwan Industrial Collaboration Forum (ITICF). Industri dari kedua negara telah mencapai hasil yang produktif dengan penandatanganan 20 MoU melalui komunikasi yang dilakukan di forum.
Baca juga: Rajawali Nusindo Distribusikan Pangan Pemerintah Untuk Penanganan Stunting
Pada tahun ini, acara tersebut akan memfokuskan perhatian pada empat industri besar, yaitu Internet of Things (IoT), makanan, pembuatan kapal, dan pemrosesan logam. Prinsip utama yang memandu acara ini adalah Kebijakan Digital New Southbound, yang akan menjadi panduan bagi diskusi dan kerja sama di seluruh acara.
Konferensi ini akan menjadi wadah untuk membahas kolaborasi teknis dan peluang bisnis di masa depan. Harapannya, kolaborasi ini akan menciptakan situasi win-win bagi industri kedua negara, memperdalam kerja sama industri dan ekonomi yang sudah ada, dan memfasilitasi perkembangan hubungan kedua belah pihak. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More