Jakarta – PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk terus mengoptimalkan digitalisasi, sebagai langkah dalam meningkatkan efisiensi. Dengan demikian, ke depan Pertamina akan mampu mendongkrak dari sisi kinerja keuangan dan juga daya saing Pertamina sebagai perusahaan BUMN.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai, optimalisasi digitalisasi Pertamina tersebut sangatlah berperan penting.
“Digitalisasi akan meningkatkan efisiensi, kinerja, dan daya saing Pertamina. Ini memang dibutuhkan, karena Pertamina harus terus berkompetisi. Baik dengan swasta maupun BUMN lain di luar negeri,” ujar Faisal kepada wartawan seperti dikutip 30 September 2023.
Baca juga: Ini Dampak Positif Pengembangan Pertamina Sustainable Energy Center di IKN
Faisal mengatakan, digitalisasi dalam industri minyak dan gas memang diharapkan bisa menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan efisiensi.
Begitu pula Pertamina. Pada sektor hulu, misalnya, digitalisasi akan menekan biaya eksplorasi migas. “Dengan demikian, biaya operasional menjadi lebih rendah sehingga tingkat pendapat dan tingkat keuntungan menjadi lebih tinggi,” kata dia.
Tentu saja bukan hanya terkait eksplorasi. Menurut Faisal, dalam hal manajemen, logistik, industri kilang minyak, dan bahkan pemasaran pun, penerapan digitalisasi tentu menyasar pada efisiensi yang menekan biaya produksi dan efisiensi yang menekan biaya waktu.
“Jadi waktu produksinya lebih cepat, tentu saja nanti akan berujung pada tingkat keuntungan yang lebih tinggi,” tambah dia.
Sementara terkait daya saing, lanjutnya, digitalisasi merupakan satu keniscayaan, tren masa depan yang juga hubungannya dengan dalam konteks nature business yang semakin luas, ekspansif bukan hanya di Indonesia tetapi juga antarnegara.
Untuk itulah, lanjutnya, optimalisasi digitalisasi memang harus terus didorong. Apalagi di BUMN sekelas Pertamina yang bisnisnya bukan hanya di dalam negeri, namun sudah merambah mancanegara.
Dalam kondisi demikian, ungkapnya, sangat mungkin bagi Pertamina untuk melakukan digitalisasi di seluruh proses bisnis.
“Sebagai BUMN besar, digitalisasi Pertamina juga harus lebih advance untuk bersaing dengan BUMN asing. Karena kita tahu di negara maju, termasuk Temasek di Singapura, rata-rata digitalisasi mereka juga lebih advance,” imbuh Faisal.
Sebelumnya, pada acara Forum Digital BUMN (FORDIGI) Summit 2023 pekan ini, Pertamina menyampaikan untuk menjalankan bisnis dengan memanfaatkan teknologi digital.
Baca juga: Pertamina EP Genjot Penerimaan Negara Melalui Penjualan Gas
Guna mewujudkan bisnis yang lebih agresif dan efisien, Pertamina mengoptimalkan kinerja operasional dengan memperkuat digitalisasi di seluruh lini bisnisnya, mulai dari hulu, pengolahan hingga pemasaran.
Di sektor hulu, misalnya, pemanfaatan teknologi digital dilakukan pada alur bisnis sejak awal hingga akhir (end-to-end process).
“Supply chain yang dilakukan saat ini telah memanfaatkan teknologi digital. Tujuannya untuk meningkatkan lifting migas, memitigasi unplanned shutdown dan loss production,” kata Direktur Penunjang Bisnis Pertamina, Erry Widiastono pada acara tersebut. (*)
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More
Jakarta - Koordinator Aliansi Masyarakat Tekstil Indonesia (AMTI) Agus Riyanto mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo… Read More
Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyatakan pemerintah tengah membahas revisi Peraturan… Read More