Lebih lanjut Edy mengatakan, bahwa industri asuransi harus meningkatkan perannya dalam mendorong keuangan yang inklusif. Sehingga ke depannya industri asuransi bisa berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
Pemerintah sendiri menginginkan agar tingkat akses masyarakat ke sektor jasa keuangan (inklusi keuangan) sebesar 75%. Sementara berdasarkan datanya, saat ini tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai sekitar 36%.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Hendrisman Rahim menambahkan, bahwa tantangan penetrasi industri asuransi ke masyarakat terus meningkat setiap tahunnya. Melihat hal ini, tentu perlu upaya agar tingkat kesadaran masyarakat untuk berasuransi bisa meningkat.
(Baca juga : Tingkatkan Kesadaran Berasuransi, DAI Gelar Insurance Day 2016)
“Untuk meningkatkan penetrasi asuransi ini memerlukan suatu pemikiran yang betul-betul mengena. Sehingga setiap tahun kita harus pikir kegiatan yang lebih baru dan baru lagi,” ucapnya. (*)
Page: 1 2
Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More
Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More