Jakarta–Banyaknya berbagai produk dan layanan lembaga jasa keuangan dewasa ini dirasa masih jauh dipahami oleh masyarakat, terutama yang berkaitan dengan produk dan jasa layanan keuangan secara syariah. Hal ini terlihat dari rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masing-masing hanya sebesar 8,11 persen dan 11.06 persen.
(Baca juga: Tingkatkan Inklusi Keuangan, Industri Harus Jemput Bola)
Dalam paparannya di Jakarta, kemarin, Kusumaningtuti S. Soetiono, Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen menyatakan, Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan yang dilakukan OJK untuk kali pertama mengukur tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah.
Survei tahun 2016 mencakup 9.680 responden di 34 provinsi yang tersebar di 64 kota/ kabupaten di Indonesia dengan mempertimbangkan gender, strata wilayah, umur, pengeluaran, pekerjaan, dan tingkat pendidikan. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More