Jakarta – Kesehatan merupakan aset yang begitu berharga. Oleh karena itu, jaminan kesehatan dari asuransi merupakan salah satu bagian penting dari perencanaan keuangan yang sebaiknya dimiliki sebagai perlindungan masa depan. Dengan memiliki asuransi, masyarakat dapat meminimalisasi risiko kerugian finansial ketika sakit maupun kecelakaan.
Baru-baru ini, Populix mengeluarkan hasil survei bertajuk “Indonesia’s Perceptions and Attitude Towards Health & Life Insurance Products” untuk melihat bagaimana persepsi, minat, dan perilaku pembelian masyarakat Indonesia terhadap produk-produk asuransi kesehatan dan jiwa. Dari hasil survei tersebut, ditemukan bahwa 73% masyarakat Indonesia, terutama di kalangan laki-laki dan SES atas, menyatakan memiliki asuransi merupakan hal penting, terutama untuk jaminan kesehatan.
“Pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun belakangan mendorong kesadaran masyarakat tentang bagaimana asuransi dapat membantu mengurangi kerugian finansial ketika sakit. Hal ini terlihat dalam hasil survei Populix yang menemukan bahwa 3 dari 10 masyarakat Indonesia mulai memiliki asuransi dalam 1-2 tahun belakangan ini. Survei juga menunjukkan bahwa saat ini, hampir 7 dari 10 masyarakat Indonesia sudah memiliki asuransi, baik BPJS Kesehatan maupun asuransi pribadi,” ujar Eileen Kamtawijoyo selaku Co-Founder dan COO Populix, seperti dikutip Selasa, 31 Januari 2023.
Minat Masyarakat terhadap Asuransi Pribadi
Di antara para responden yang telah memiliki asuransi, sebanyak 72% di antaranya mengatakan bahwa mereka memiliki asuransi pribadi dengan mayoritas memilih asuransi kesehatan (80%) dan asuransi jiwa (55%), diikuti dengan asuransi pensiun (35%), asuransi pendidikan (33%), dan asuransi kendaraan bermotor (31%).
Untuk membeli produk-produk asuransi tersebut, 57% masyarakat rela menyisihkan anggaran di bawah Rp750.000 setiap bulannya, dengan mayoritas metode pembayaran premi yang dipilih adalah membayar setiap bulan.
Lebih dari setengah responden telah memiliki asuransi selama lebih dari 2 tahun. Namun, sebagian responden (35%) mengatakan bahwa mereka membeli asuransi dalam 1-2 tahun belakangan ini.
Survei menunjukkan beberapa alasan yang mendorong masyarakat untuk memiliki asuransi pribadi, antara lain perlindungan untuk diri sendiri dan aset yang dimiliki (67%), dapat menanggung biaya rumah sakit hingga biaya operasi (63%), warisan/perlindungan bagi anggota keluarga apabila terjadi sesuatu (39%), investasi (33%), melihat pengalaman buruk keluarga atau teman yang tidak memiliki asuransi (24%), serta tidak mendapatkan fasilitas asuransi swasta dari kantor (21%).
Agen asuransi (67%), media sosial (57%), teman/keluarga (55%), media massa (46%), dan influencer (21%) merupakan sumber informasi bagi masyarakat seputar hal-hal terkait asuransi pribadi. Sementara dalam hal media sosial, Instagram (88%) dan YouTube (75%) menjadi dua media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat untuk mencari informasi seputar asuransi pribadi, diikuti dengan Facebook, WhatsApp, dan Twitter.
“Survei juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki beberapa hal yang menjadi pertimbangan utama mereka memilih perusahaan penyedia layanan asuransi pribadi. Di antaranya, penawaran polis sesuai dengan kebutuhan (83%), biaya premi yang terjangkau dan berkualitas (68%), klaim yang cepat dan tepat (68%), perusahaan memiliki reputasi yang baik (66%), serta ketersediaan rekanan pusat kesehatan yang berkualitas (54%),” terang Eileen.
Berikut ini adalah asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan asuransi jiwa unit link pribadi pilihan masyarakat Indonesia:
Selain asuransi pribadi, 44% responden juga menyatakan bahwa mereka memiliki asuransi swasta yang didapatkan dari fasilitas kantor. Beberapa nama perusahaan penyedia asuransi yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia meliputi Prudential (25%), AXA Mandiri (12%), Lippo Insurance (9%), Generali (9%), dan Allianz (9%).
Sementara itu, di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi, masih terdapat 33% masyarakat Indonesia yang belum memiliki asuransi. Alasan-alasan utama masyarakat belum memiliki asuransi, yaitu belum memiliki anggaran untuk membayar premi (57%), biaya premi yang mahal (29%), kurang memahami manfaat asuransi (25%), dan belum membutuhkan jasa asuransi (22%). (*) Steven Widjaja
Jakarta - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono turun tangan mengatasi kisruh yang membelit Koperasi Produksi Susu… Read More
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) menyakini proses kelompok usaha bank… Read More
Jakarta – MUFG Bank Cabang Jakarta, berhasil mencatatkan kinerja positif pada kuartal III 2024. Berdasarkan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I, hari ini, 15 November… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia pada periode Januari-Oktober 2024 sebesar 257,30… Read More
Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif pada kuartal… Read More