oleh Agung Galih Satwiko
PASAR saham di Asia hari kemarin ditutup melemah. Indeks Nikkei Jepang turun 0,36% sementara indeks Hang Seng Hongkong dan Shanghai Composite masing-masing naik 0,21% dan 0,37%. Di Eropa, FTSE 100 Inggris naik 0,56%, dan S&P 500 di AS naik 0,16%.
Pasar saham Asia kemarin turun karena investor bersikap hati-hati terhadap hasil FOMC meeting yang baru akan diumumkan hari Rabu waktu AS (Rabu malam/Kamis dini hari waktu Asia). Pelaku pasar memperkirakan the Fed tidak akan menaikkan tingkat bunga, namun demikian pelaku pasar juga mengantisipasi sinyal yang diberikan FOMC terkait kemungkinan kenaikan Fed Fund rate di bulan Juni. Selain pengumuman hasil FOMC meeting, pelaku pasar juga menanti hasil pertemuan BOJ meeting yang akan diumumkan hari ini waktu Asia. Di Jepang sendiri, musim laba perusahaan cenderung mengecewakan. Beberapa perusahaan yang melaporkan labanya mencatat penurunan penjualan dan juga net profit (Shimano dan Canon, Inc.).
Data ekonomi Jepang menunjukkan secara keseluruhan ekonomi Jepang masih belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang signifikan. Core CPI Jepang bulan Maret tercatat minus 0,3% lebih rendah dibandingkan proyeksi minus 0,2%. Headline inflation tercatat minus 0,1% dibandingkan proyeksi 0%. Data deflasi ini tentu memberikan tekanan terhadap BOJ untuk meningkatkan stimulus moneternya. Selain itu data industrial output bulan Maret memang meningkat 3,6% dibandingkan bulan sebelumnya, namun kenaikan ini lebih karena penghentian produksi beberapa perusahaan pada bulan Februari. Selanjutnya data penjualan ritel bulan Maret turun 1,1% yoy menunjukkan kurangnya kepercayaan konsumen untuk melakukan belanja. Satu-satunya data yang positif adalah data tingkat pengangguran yang turun 0,1%, dari 3,3% di bulan Februari menjadi 3,2% di bulan Maret. Rangkaian data ini tentu akan menjadi pertimbangan pada BOJ meetin yang hasilnya akan diumumkan hari ini.
Dari Eropa, probabilitas UK tetap di EU naik pasca komentar Obama bahwa negosiasi perjanjian kerja sama perdagangan yang baru antara UK dengan AS akan berlangsung lama, bisa sampai 10 tahun. Probabilitas UK tetap di EU naik dari 63% sebelum komentar Obama, menjadi 72%.
IMF kemarin menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia. IMF menilai resesi masih akan berlangsung di kawasan tersebut, dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini kontraksi (minus) 0,5%. Tahun lalu pertumbuhan ekonomi kawasan Amerika Latin dan Karibia juga terkontraksi 0,1%. Negara-negara di kawasan ini umumnya merupakan negara pengekspor komoditas. Sementara itu harga komoditas yang belum pulih dan permintaan akan komoditas yang menurun tentu akan terus membayangi ekonomi negara-negara Amerika Latin dan Karibia. Secara spesifik IMF memperkirakan ekonomi Brazil tahun ini terkontraksi 3,8% (sama dengan tahun 2015) sementara ekonomi Argentina dan Venezuela akan terkontraksi masing-masing 1% dan 8%.
Dalam voting The Fed kemarin, tingkat bunga acuan Fed Fund rate ditetapkan tidak berubah, berada dalam kisaran 0,25% – 0,50%. The Fed dalam pernyataannya secara hati-hati menyebutkan bahwa hal-hal yang dipertimbangkan dan diperhatikan dalam meeting sebelumnya yaitu terkait kondisi pasar keuangan dan ekonomi global relatif telah termoderasi (kekhawatiran telah berkurang). Pasar tenaga kerja AS terus membaik dan pendapatan rumah tangga meningkat, namun belanja konsumen, investasi perusahaan dan net ekspor agak menurun. The Fed tidak menghilangkan opsi peningkatan Fed Fund rate pada bulan Juni, dengan menyatakan bahwa kenaikan tingkat bunga ke depan akan bergantung pada perkembangan data. Sebagian pelaku pasar menilai bahwa keengganan the Fed membahas mengenai risiko ke depan membuat pasar memperkirakan ada kemungkinan akan kenaikan Fed Fund rate di bulan Juni nanti. Sebelum rilis hasil FOMC meeting ini, data ekonomi AS berupa trade deficit bulan Maret yang diumumkan kemarin menunjukkan penurunan defisit menjadi sebesar USD56,9 miliar atau turun 9,5% dibandingkan bulan Februari yang mencatat deficit perdagangan sebesar USD62,8 miliar.
Harga minyak dunia ditutup naik meskipun US Energy Information Administration melaporkan kenaikan cadangan minyak AS sebesar 2 juta barrel akhir minggu lalu. EIA juga melaporkan penurunan produksi minyak AS dari 9,4 juta barrel per hari tahun lalu menjadi rata-rata 8,9 juta barrel per hari tahun ini. Harga minyak juga naik karena keputusan the Fed yang tidak menaikkan Fed Fund rate kemarin. WTI crude Nymex untuk pengiriman Juni naik USD1,3 (2,9%) ke level USD45,3 per barrel. Sementara Brent crude London’s ICE untuk pengiriman Juni naik USD1,4 (3,2%) ke level USD47,2 per barrel. Harga minyak telah kembali naik ke level November tahun lalu.
Yield UST turun setelah the Fed tidak menaikkan tingkat bunga acuan Fed Fund rate, dan mengambil sikap wait-and-see. Yield UST 10 tahun turun 7 bps ke level 1,86%. Sejak awal tahun ini, yield UST 10 tahun telah turun 41 bps (akhir tahun lalu 2,27%). Sementara itu yield UST 30 tahun turun 6 bps ke level 2,70%.
Pasar SUN ditutup stabil, yield SUN tenor 10 tahun tetap di level 7,63%. Yield SUN tenor 10 tahun telah turun 111 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 8,74%. IHSG ditutup naik 31 poin (0,6%) ke level 4.845. Investor asing membukukan net sell sebesar Rp365 miliar, sehingga year to date investor asing membukukan net buy sebesar Rp5,3 triliun. Sejak awal tahun, IHSG membukukan peningkatan indeks sebesar 5,5% (IHSG akhir tahun lalu sebesar 4.593,00). Sementara itu, nilai tukar Rupiah menguat tipis Rp3 ke level Rp13.202 per Dolar AS. Rupiah telah menguat Rp586 (4,2%) sejak akhir tahun lalu (Rp13.788/USD). NDF 1 bulan menguat Rp5 ke level Rp13.228 per Dolar AS. Sementara itu persepsi risiko stabil, CDS 5 tahun tetap di level 193. CDS Indonesia 5 tahun telah turun 37 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 230 bps. (*)
Penulis adalah staf Wakil Ketua DK OJK
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More