Jakarta — Sistem perekonomian pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dinilai berada pada kondisi tidak sehat, hal tersebut seiring dengan masih adanya permasalahan ekonomi yang telah lama terjadi dan belum juga terselesaikan.
Hal tersebut disampaikan oleh Anthony Budiawan selaku Managing Director at Political Economy and Policy Studies (PEPS) dan juga menjadi Tim Sukses Ekonomi kampanye Prabowo-Sandi. Anthony menyebut, terdapat tiga permasalahan ekonomi yang sudah mendarah daging dan belum juga terselesaikan.
“Pembangunan ekonomi Indonesia dapat saya katakan sedang sakit Kenapa dikatakan begitu ada tiga indikator,” kata Anthony di pada acara Diskusi Kongkow Bisnis “Menanti Asa Perekonomian Dua Calon Pasangan Pemimpin Indonesia” di Jakarta, Rabu 16 Januari 2019.
Permasalahan pertama ialah mengenai neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan yang belum juga dapat diatasi oleh pemerintah. Anthony menyebutkan Neraca Perdagangan Indonesia 2018 telah mengalami deficit US$ 8,57 miliar dibanding sebelumnya surplus US$ 11,8 miliar.
“Ini sangat dikhawatirkan. jadi kebijakan saat ini seolah tidak berjalan semua untuk meningkatkan ekspor, menekan impor ini tidak berjalan semua,” kata Anthony.
Baca juga: Sejak Orde Baru, Defisit Transaksi Berjalan Jadi Penyakit Ekonomi
Sedangkan permasalahan kedua ialah masih tingginya angka impor nasional yang mengalahkan angka ekspor. Anthony mengatakan, program pemerintah seakan tidak berjalan dengan baik contohnya program Kebijakan pencampuran Bahan Bakar berupa biodiesel sebesar 20% (B20) ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) menghemat devisa negara dari impor solar.
“Program B20 kelihatannya juga belum berjalan, apalagi sekarang mau ditingkatkan menjadi B30 untuk mengurangi impor minyak diganti oleh CPO, itu kelihatannya belum berjalan,” kata Anthony.
Sedangkan permasalahan ketiga ialah permasalahan nilai tukar rupiah yang dinilai masih bergerak stagnan dan tidak menunjukkan penguatan yang signifikan.
“Jadi nilai tukar kita itu hanya tergantung dari investasi portofolio. Jadi kita seperti dimainkan asing. Kalau dia masuk uangnya rupiah menguat, kalau dia keluar rupiah melemah. Jadi ekonomi kita sudah di luar kendali,” tukas Anthony. (*)
Jakarta - Sebanyak 6.470 racepack telah diambil pelari yang berpartisipasi dalam PLN Electric Run 2024… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik pencapaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 sekitar 8,7… Read More
Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More
Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More
Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica… Read More
Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperluas akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan yang… Read More