Moneter dan Fiskal

Tiga Jurus BI Kendalikan Laju Inflasi

Jakarta – Dalam pengendalian inflasi, Bank Indonesia (BI) telah menekankan bahwa terdapat tiga hal utama yang menjadi perhatian, di antaranya adalah ketahanan pangan dan energi, serta digitalisasi.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menyatakan bahwa, tingginya inflasi di negara-negara maju seperti yang terjadi saat ini adalah akibat dari masih kurangnya ketahananan pangan dan energi, meskipun teknologi yang dimilikinya sudah sangat baik.

Di mana, negara maju saat ini masih mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi akan menyentuh posisi 2,6% di 2023. Sedangkan perekonomian Indonesia sudah mulai tumbuh di posisi 5,03% di kuartal I-2023.

“Sementara kita melihat inflasi yang sudah lebih terkendali, kemudian kebijakan moneter kami yang lebih kondusif, memang BI menaikkan suku bunga 2,5% tapi kami melakukan pelonggaran untuk sektor-sektor tertentu, khususnya di daerah Bali,” ucap Destry dalam GNPIP di Bali, 17 Mei 2023.

Lebih lanjut, Destry menambahkan bahwa, selama ini produk domestik regional bruto (PDRB) Bali sebagian besar ditopang oleh tourism sebanyak 54%, dan ketika pandemi Covid-19 melanda ekonomi Bali menjadi anjlok, serta memerlukan keseimbangan baru.

“Sekarang dengan melihat Tabanan sebagai lumbung pangan, saya rasa akan menjadi menarik apalagi kami di BI memiliki strategi hilirisasi untuk sektor pangan, sehingga sektor pangan dan pertanian menjadi source of growth yang sangat potensial bagi Bali,” imbuhnya.

Dalam hal ini, penguatan yang telah dibentuk di antaranya adalah perkumpulan Perumda pangan Bali untuk mendukung satu sama lain dalam rangka ketahanan pangan, sinergi penguatan cluster pangan, serta peningkatan kerja sama antardaerah.

“Contoh tadi saya melihat pengiriman telur dari Bangli ke Sumba Barat NTT dan Dompo NTB, pengiriman sapi dari Tabanan ke Malang, pengiriman beras, telur, dan sayuran dari Tabanan ke jaringan hotel dan supermarket di Denpasar, Badung, Bali,” ujar Destry.

Adapun, hal positif lain yang dilakukan adalah terkait digitalisasi, yaitu pengembangan SiGapura, sistem informasi harga pangan utama dan komoditas strategis yang terdapat 18 komoditas dan menjadi early warning system dari Pemda untuk pengambilan keputusan dan kebijakan.

Dengan berbagai hal tersebut telah memicu penurunan inflasi menjadi 3,7% dari sebelumnya sempat menyentuh angka 11%, dan Destry pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak lengah tetapi terus waspada terhadap situasi dan kondisi ke depan yang masih akan menghadapi tantangan, terutama dari cuaca. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

4 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

5 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

6 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

6 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

8 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

8 hours ago