Categories: Perbankan

Tiga Bank BUMN Jelaskan Soal Utang US$ 3 Miliar

Utang luar negeri tersebut dikhawatirkan menambah beban Pemerintah dan memuat unsur kepentingan pihak tertentu. Ria Martati.

Jakarta– Tiga bank milik negara, PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI), PT Bank Mandiri, Tbk (Mandiri) dipanggil komisi VI DPR RI terkait pinjama senilai US$ 3 miliar dari China Development Bank (CDB).

Bersama Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain BUMN, Gatot Trihargo, serta tiga Direktur Utama Bank BUMN, yaitu Budi Gunadi Sadikin, Achmad Baiquni dan Asmawi Syam menghadiri Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI.

Ketua Komisi VI, Achmad Hafisz Tohir mengungkapkan, DPR mengundang tiga bank BUMN yang telah menandatangi pinjaman lunak senilai US$ 3 miliar atau setara dengan Rp42 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS) dari CDB untuk menjelasakan duduk perkara utang tersebut.

Menurutnya, utang tersebut dikucurkan CDB untuk membantu tiga bank pelat merah Indonesia terkait pembangunan infrastruktur dan pembiayaan orientasi perdagangan. Namun, belum ada kejelasan peruntukan serta persyaratan yang dibebankan oleh CDB terhadap tiga bank tersebut.

“Kami mau tahu untuk apa saja utang tersebut dan syarat khusus yang diminta China apa saja. Karena ini akan berdampak pada kinerja korporasi dan keuangan bank BUMN ini sendiri dan pemerintah,” jelas dia.

Menurutnya, Komisi VI menerima laporan kerjasama dengan Tiongkok ini mengikutsertakan syarat masuknya tenaga kerja asal Tiongkok dalam kontrak perjanjian.

“Ini hal yang menjadi persoalan kita, karena gelombang PHK mulai banyak terjadi di negara ini. Jika pinjaman menemui masalah, akan jadi beban korporasi dan beban pemerintah sehingga suatu saat bisa mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebagai jalan pemecahan masalah,” kata dia.

Sebelumnya, 3 bank milik negara menandatangani kesepakatan pinjaman senilai US$ 3 miliar dengan China Development Bank (CDB). Pinjaman tesebut akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di Tanah Air. Dari total pinjaman tersebut, masing-masing bank yaitu Bank Mandiri, BRI dan BNI, menerima pinjaman sebesar US$ 1 miliar dengan tenor 10 tahun.

Apriyani

Recent Posts

APBN Hanya Sanggup Danai 12,3 Persen Kebutuhan Iklim, Pemerintah Akui Fiskal Terbatas

Jakarta – Kapasitas ruang fiskal APBN masih sangat terbatas dalam mendanai berbagai proyek transisi energi… Read More

8 hours ago

53 Persen Perusahaan di Indonesia Belum Pakai AI, Helios dan AWS Ungkap Alasannya

Jakarta - Tahun 2024 lalu, perusahaan akuntansi multiglobal, menemukan data bahwa 53 persen pemimpin perusahaan… Read More

9 hours ago

Laba BTPN Syariah Tumbuh 18 Persen jadi Rp311 Miliar di Kuartal I 2025

Jakarta - PT Bank BTPN Syariah Tbk mencatatkan kinerja yang solid pada kuartal I 2025… Read More

9 hours ago

Kuartal I 2025, Laba BFI Finance Tumbuh 12,2 Persen Jadi Rp405,5 Miliar

Jakarta – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) mengawali 2025 dengan catatan positif. Di… Read More

9 hours ago

Antisipasi Tarif Trump, RI Incar Peluang Dagang Baru Lewat BRICS dan CPTPP

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan potensi Indonesia untuk membuka pasar baru dalam perdagangan internasional,… Read More

10 hours ago

Sri Mulyani Siap Rombak Aturan Demi Lancarkan Negosiasi Dagang dengan AS

Jakarta - Pemerintah akan melakukan perubahan kebijakan atau deregulasi sebagai langkah negosiasi perdagangan yang dinilai… Read More

10 hours ago