Moneter dan Fiskal

Tiga Alasan BI Ingin Terbitkan Rupiah Digital

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mulai menjajaki penerbitan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau Rupiah Digital sebagai solusi masa depan. Penerapan CBDC dinilai akan berdampak pada sistem pembayaran yang lebih cepat, efektif, dan efisien.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ada tiga alasan BI menerbitkan Rupiah Digital. Pertama, BI merupakan satu-satunya lembaga negara yang sesuai dengan Undang-Undang (UU) berwenang untuk mengeluarkan Digital Currency atau Rupiah Digital yang sah sebagai alat pembayaran.

Kedua, BI ingin melayani masyarakat, secara demografi masyarakat Indonesia masih ada yang ingin menggunakan uang kertas sebagai alat pembayaran, ada juga yang menggunakan uang elektronik berupa kartu ATM debit maupun kredit.

“Namun seiring berjalannya waktu Indonesia yang didominasi oleh milenial sekitar 60% memerlukan alat pembayaran digital. BI sebagai Bank Sentral yang melayani masyarakat yang membutuhkan alat pembayaran digital kita siapkan dengan digitalisasi pembayaran yaitu dengan kita keluarkan Rupiah Digital,” ungkap Perry dalam Talkshow Rangkaian BIRAMA, Senin, 5 Desember 2022.

Ketiga, Rupiah Digital bisa digunakan untuk kerjasama internasional dengan negara lain. Untuk itu, BI bekerjasama dengan bank-bank sentral lain di dunia untuk mengembangakan CBDC.

“Di G20 kemarin kita sudah sepakati pilihan konsep desainnya, bagaimana CBDC untuk inklusi ekonomi keuangan dan juga bagaimana CBDC saling kerja sama internasional cross border central bank digital currency,” jelas Perry.

Untuk itu, sebagai langkah awal BI telah menerbitkan White Paper (WP) yang merupakan rumusan CBDC bagi Indonesia dengan mempertimbangkan asas manfaat dan risiko. Penerbitan WP ini merupakan langkah awal “Proyek Garuda”, yaitu proyek yang memayungi berbagai inisiatif eksplorasi atas berbagai pilihan desain arsitektur Digital Rupiah.

Penerbitan WP ini diharapkan menjadi katalisator pengembangan desain CBDC ke depan, agar penerapan dapat sesuai konteks dan karakteristik kebijakan. Bank Indonesia meyakini manfaat CBDC mampu menjaga kedaulatan Rupiah di era digital, termasuk mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital serta membuka peluang inklusi keuangan yang lebih merata dan berkelanjutan. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Dukung Pemulihan, BTN Salurkan Bantuan Rp13,17 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra

Poin Penting BTN telah menyalurkan total bantuan Rp13,17 miliar melalui Program TJSL untuk korban bencana… Read More

2 hours ago

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

16 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

21 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

22 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

23 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

1 day ago