Analisis

Tidak Perlu Khawatir Dengan Perlambatan Asia

Jakarta – Ketika dunia dipicu kekhawatiran terjadinya perlambatan ekonomi, namun tidak demikian dengan ekonom DBS Group ini. Dalam risetnya bertajuk “Crisis? Really?” yang disusunnya, David Carbon, Chief Economist DBS Group Research mengatakan tidak perlu khawatir dengan perlambatan ekonomi pertumbuhan asia.

Sebab, menurut David, ada dua hal yang mempengaruhi perlambatan Asia. Pertama, karena pendapatan meningkat. Dalam konteksi ini, melambatnya pertumbuhan justru baik.

“Diseluruh Asia, pertumbuhan melambat karena pendapatan rendah beranjak naik. Seiring naiknya pendapatan pertumbuhan menurun seperti yang dialami Jepang, Korea, Vietnam, dan Singapura” jelasnya.

David menambahkan, alasan lain mengapa pertumbuhan melambat adalah karena pertumbuhan penduduk yang melambat, dan populasi penduduk menua.  Akibatnya, laju pertumbuhan penduduk usia produktif dan tenaga kerja lebih lambat dibandingkan pertumbuhan penduduk.  Secara umum, tambah dia, populasi adalah faktor kedua dibalik melambatnya pertumbuha Asia.

Penjelasannya adalah, ketika negara tengah berkembang, pertumbuhan produktifitas lebih mudah. Mengapa? Ada dua faktor penyebabnya, yakni gaji rendah, dan nilai ekonomi dari aplikasi teknologi lebih tinggi. Namun, ketika negara telah maju, pertumbuhan produktifitas akan jauh lebih sulit. Mengapa? Karena gaji lebih tinggi, dan nilai ekonomi dari aplikasi teknologi lebih rendah.

“Melambatnya pertumbuhan penduduk bukan sesuatu yang buruk. Yang penting, pendapatan per individu bukan pendapatan total. Bila pendapatan per kapita naik itu baik untuk semua orang” paparnya.(*)

Apriyani

Recent Posts

Evelyn Halim, Dirut SG Finance, Raih Penghargaan Top CEO 2024

Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More

2 hours ago

Bos Sompo Insurance Ungkap Tantangan Industri Asuransi Sepanjang 2024

Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More

3 hours ago

BSI: Keuangan Syariah Nasional Berpotensi Tembus Rp3.430 Triliun di 2025

Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More

3 hours ago

Begini Respons Sompo Insurance soal Program Asuransi Wajib TPL

Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More

4 hours ago

BCA Salurkan Kredit Sindikasi ke Jasa Marga, Dukung Pembangunan Jalan Tol Akses Patimban

Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More

5 hours ago

Genap Berusia 27 Tahun, Ini Sederet Pencapaian KSEI di Pasar Modal 2024

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More

5 hours ago