Jakarta – Indonesia terus menggencarkan hilirisasi industri untuk memberikan nilai tambah sekaligus mendukung ekonomi hijau. Meskipun demikian, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengungkapkan ada tiga tantangan yang perlu dihadapi agar proses hilirisasi industri berjalan lancar.
Menurutnya, tantangan pertama yang harus dicermati adalah dampak hilirisasi terhadap konsumsi rumah tangga. Gejolak pada proses transisi perlu diawasi lebih lanjut dan dimitigasi.
“Selain itu, nilai tambah yang dihasilkan dari tahap (peleburan) perlu dioptimalkan, saat ini hilirisasi industri memang belum banyak berkembang,” tulis Dody, Senin, 14 Februari 2022.
Tantantan ketiga adalah soal pengelolaan sampah. Ia menilai saat ini metode penyimpanan atau pembuangan limbah masih memiliki biaya yang tinggi, sehingga membebankan industri.
Demi melampaui tantangan tersebut, Dody mengajak setiap pihak, terutama pada forum G20 untuk saling bekerja sama. Hal ini demi terciptanya industri hijau dan ramah lingkungan.
“Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam mengembangkan sektor manufaktur dan hilirisasi industri,” tutup Dody. (*)
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More