Dolar AS; Terus memberi tekanan. (Foto: Budi Urtadi)
Ketidakpastian bagi Indonesia, terutama nilai tukar Rupiah yang disebabkan kenaikan suku bunga acuan di AS masih akan berlanjut. Ria Martati
Jakarta–The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan tingat suku bunganya di level 0,25%.
The Fed mempertimbangkan kondisi ekonomi global saat ini, gejala pelambatan pertumbuhan dan kondisi pasar saham China menyebabkan kekhawatiran para investor tentang pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
“Kita telah lama memperkirakan pelambatan pertumbuhan ekonomi China karena mereka me-rebalance ekonominya, tidak ada yang kejutan di sana. Pertanyaannya saya tidak tahu apakah akan ada risiko pelambatan yang lebih tajam dari perkiraaan kebanyakan analis,” kata Janet Yellen dalam konferensi persnya usai rapat FOMC semalam.
Kebijakan jangka panjang The Fed adalah menahan suku bunga rendah hingga angka pengangguran berkurang dan inflasi AS mendekati targetnya 2%. Inflasi saat ini 1,2% di AS, sementara angka pengangguran 5,1%. (*)
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More