Internasional

The Fed Pangkas Suku Bunga Jadi 3,5-3,75 Persen, Terendah Sejak 2022

Poin Penting

  • The Fed kembali memangkas suku bunga 25 bps ke level 3,50–3,75 persen, yang merupakan posisi terendah dalam tiga tahun terakhir, sebagai respons atas sinyal pelemahan pasar tenaga kerja.
  • Pemangkasan ini melanjutkan tren penurunan suku bunga sejak 2024 dan 2025, setelah sebelumnya The Fed menahan suku bunga cukup lama hingga Agustus 2025.
  • Inflasi AS telah turun signifikan dari puncak 2022, namun masih berada di atas target 2 persen; sementara Powell tidak memberi kepastian soal pemangkasan lanjutan.

Jakarta – Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akhirnya memenuhi ekspektasi global dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25 persen atau 25 basis poin (bps) menjadi 3,50 -3,75 persen, pada Rabu malam waktu setempat. Angka ini menjadi level terendah dalam tiga tahun terakhir.

Dinukil Reuters, Kamis (11/12), Ketua The Fed Jerome Powell, pemangkasan suku bunga menjadi level terendah sejak Oktober 2022, atau tiga tahun terakhir. Diketahui, sejak periode Maret 2022 – Juli 2023, The Fed telah mengerek suku bunga 525 bps. 

Pada September 2024, mereka baru memangkas suku bunga dan dilanjutkan pada November serta Desember 2024 dengan total 100 basis poin (bps) di tahun kemarin ke 4,25-4,50 persen. 

Kemudian, The Fed menahan suku bunga hingga Agustus 2025 sebelum kembali memangkasnya pada September dan Oktober 2025.

Baca juga : Rupiah Dibuka Menguat Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

“Meskipun data penting dari pemerintah federal untuk beberapa bulan terakhir belum dirilis, data yang tersedia dari sektor publik dan swasta menunjukkan bahwa prospek untuk lapangan kerja dan inflasi belum banyak berubah sejak pertemuan kami pada bulan Oktober,” ujarnya. 

Ia menjelaskan, pemangkasan suku bunga dilakukan sebagai bagian dari respons terhadap berbagai tanda pelemahan pasar tenaga kerja.

Termasuk juga sebut dia pertumbuhan lapangan kerja yang sangat lambat dan meningkatnya pengangguran di kalangan anak muda serta kelompok minoritas.

Baca juga : Rupiah Dibuka Menguat di Tengah Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Namun, saat ditanya apakah pemangkasan suku bunga selanjutnya akan kembali terjadi, dirinya menolak berkomentar. Akan tetapi, Powel mengatakan bahwa dirinya tidak melihat kenaikan suku bunga sebagai skenario dasar bagi para pejabat.

Menyoal inflasi, dirinya menyebut telah terjadi penurunan signifikan dari puncaknya pada pertengahan 2022. Namun, posisi saat ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan target jangka panjang The Fed sebesar 2 persen. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Generali Indonesia Tegaskan Komitmen Diversity, Equality & Inclusion

Memperingati Hari Disabilitas Internasional, Generali Indonesia kembali menegaskan komitmen Diversity, Equity dan Inclusion (DEI) yang… Read More

2 hours ago

Insentif Impor Mobil Listrik CBU Disetop 2026, Ini Prediksi Harga Jual di RI

Poin Penting Pemerintah hentikan insentif impor Completely Built Up (CBU) mobil listrik mulai Januari 2026.… Read More

8 hours ago

Pangsa Motor Listrik Masih Kecil Dibanding Mobil, Ini Sebabnya

Poin Penting Pangsa pasar motor listrik sangat kecil, baru sekitar 1% dari total penjualan motor… Read More

8 hours ago

Bank Mandiri Perkuat Kepercayaan Publik di Era AI

Poin Penting Bank Mandiri menekankan kemanusiaan sebagai inti inovasi di era AI dan digitalisasi. Prinsip… Read More

9 hours ago

Inflasi Medis dan Regulasi Baru Dorong Perusahaan Ubah Manfaat Kesehatan Karyawan

Poin Penting Lonjakan biaya kesehatan dan aturan OJK serta BPJS mendorong perusahaan evaluasi ulang desain… Read More

9 hours ago

IASC OJK Terima Laporan Kerugian Rp8,2 Triliun hingga November 2025

Poin Penting IASC OJK mencatat kerugian akibat penipuan dari Januari-November 2025 mencapai Rp8,2 triliun. Sebanyak… Read More

9 hours ago