Moneter dan Fiskal

The Fed Pangkas Suku Bunga 50 Bps, Begini Respons Sri Mulyani

Jakarta – Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) dari posisi 5,25-5,5 persen menjadi 4,75-5 persen di September 2024. Ini merupakan pemangkasan pertama sejak Maret 2020 atau lebih dari empat tahun lalu.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemangkasan suku bunga The Fed adalah langkah yang diharapkan oleh pasar.

“Itu adalah suatu langkah yang sudah diantisipasi tentu dampaknya terhadap perekonomian. Diharapkan positif pada perekonomian AS dan juga kepada seluruh dunia,” kata Sri Mulyani kepada wartawan di Kompleks DPR RI, Kamis 19 September 2024.

Baca juga: Pertama Kali dalam 4 Tahun, The Fed Pangkas Suku Bunga 50 Basis Poin jadi 4,75-5 Persen

Bendahara negara ini menjelaskan, suku bunga acuan tinggi dalam waktu yang lama atau higher for longer telah berdampak besar terhadap kinerja perekonomian di negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Higher for longer memang salah satu faktor yang memberikan dampak sangat besar terhadap kinerja perekonomian di negara-negara berkembang, jadi penurunan ini adalah langkah yang memang kita harapkan,” pungkasnya.

Baca juga: Usai BI dan The Fed Pangkas Suku Bunga, IHSG Dibuka Dekati Level 7.900

Adapun, The Fed menurunkan suku bunga pada 16 Maret 2020 merespons penutupan ekonomi yang disebabkan penyebaran Covid-19. Di luar pengurangan suku bunga darurat selama Covid-19, FOMC terakhir kali memangkas setengah poin persentase pada 2008 saat krisis keuangan global.

Kemudian, The Fed mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2022 ketika inflasi mencapai level tertinggi dalam 40 tahun. Pada Juli 2024, The Fed terakhir kali menaikkan suku bunga. Selama kampanye pengetatan, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin sebanyak empat kali berturut-turut. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

KPEI Catat Transaksi CCP PUVA Capai USD168 Juta per Akhir Oktober 2024

Jakarta - PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai Central Counterparty Pasar Uang dan Valuta… Read More

5 hours ago

Analis Rekomendasikan Buy Saham BBNI, Ini Alasannya!

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melalui aplikasi wondr by BNI… Read More

5 hours ago

OJK: Peringkat Corporate Governance RI Masih di Bawah Vietnam

Jakarta - Meski masuk jajaran negara G-20 atau negara dengan ekonomi terbesar, Indonesia rupanya masih… Read More

6 hours ago

Gapensi Tolak Keras PPN 12 Persen: Bisa Perlambat Proyek Pemerintah

Jakarta – Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) menolak rencana pemerintah menaikkan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) menjadi… Read More

6 hours ago

IHSG Ditutup Meningkat 1,65 Persen, 299 Saham Hijau

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 25 November 2024, ditutup… Read More

6 hours ago

Dari Generasi ke Generasi, Komitmen Universal BPR untuk Tumbuh Berkelanjutan

Jakarta - Universal BPR adalah contoh nyata bagaimana bisnis keluarga dapat berkembang dan beradaptasi dengan… Read More

6 hours ago