Perbankan

The Fed Beri Sinyal Perlambat Pemangkasan Suku Bunga, Bos Bank Mandiri Bilang Begini

Jakarta – Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed mengisyaratkan bahwa pemangkasan tingkat suku bunga pada tahun ini diperkirakan akan lebih lambat. Diramal suku bunga The Fed hanya akan turun dua kali di 2025.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Darmawan Junaidi menyatakan bahwa sebagai pelaku pasar Perseroan tentunya akan menyesuaikan langkah yang diambil oleh para regulator.

Menurutnya, perlambatan suku bunga The Fed akan memberikan dampak yang berbeda bagi pemilik dana dan para pebisnis yang membutuhkan pembiayaan.

“(Dampak) ya pasti both side, untuk pemilik dana kan pasti dia akan mengharapkan bunga itu tetap yieldnya gitu kan, tetapi untuk mungkin pebisnis yang butuhkan pembiayaan mengharapkan bunganya turun,” ucap Darmawan kepada media dikutip, 10 Januari 2024.

Baca juga: Bos BI Prediksi The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga, Tapi Tak Besar 

Lebih lanjut, ia melihat prospek industri perbankan di tahun 2025 secara likuiditas tidak terdapat isu. Ini artinya dana di masyarakat masih mengalami pertumbuhan.

“Ya tentunya sebagai bank yang memiliki fungsi untuk intermediary ya kita tetap memiliki kemampuan dengan likuiditas yang membaik itu untuk terus menyalurkan kredit ya,” imbuhnya.

Berdasarkan hal itu, ia menyebut pertumbuhan kredit Bank Mandiri di 2025 masih akan sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) di kisaran 10-12 persen.

Sementara itu, untuk pertumbuhan kredit 2024 Bank Mandiri akan mengumumkan pada paparan publik atau public expose mendatang.

Baca juga: Citi Indonesia Blak-Blakan soal Dampak Kemenangan Trump terhadap Suku Bunga AS dan RI

Pada kuartal III 2024, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi meningkat 20,8 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp1.590 triliun. Pertumbuhan ini antara lain ditopang oleh kredit segmen wholesale yang merupakan core business Bank Mandiri.

Tidak hanya itu, Bank Mandiri hingga kuartal III 2024 berhasil mencatatkan laba bersih secara konsolidasi mencapai Rp42 triliun. Angka ini tumbuh 7,56 persen secara tahunan. (*)

Edutor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

8 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

8 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

10 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

11 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

11 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

12 hours ago