Perbankan

Terus Membaik, Kerugian BNC Turun ke Rp30 Miliar di Semester I 2022

Jakarta – Kinerja Bank Neo Commerce (BNC) terus menuju perbaikan di paruh pertama tahun 2022. Per Juni 2022, BNC mencatatkan rugi bersih sebesar Rp30 miliar.

Angka ini tercatat terus menurun secara year-to-date (ytd) sejak Januari lalu. Adapun kerugian di Januari mencapai Rp160 miliar dan turun menjadi Rp90 miliar pada Mei. Terakhir, angkanya menyusut ke Rp30 miliar di Juni 2022.

Turunnya kerugian ini juga disebabkan oleh pendapatan BNC yang tumbuh. Di semester pertama 2022, Perseroan membukukan Rp723 miliar. Adapun pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan BNC mencapai sebesar Rp438 miliar.

“BNC mengalami pertumbuhan usaha yang sangat pesat di paruh pertama tahun ini, dapat dilihat dari kenaikan signifikan dari aset, kredit, dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Selain itu, kerugian (loss) juga terus menurun di akhir semester pertama. Berita baiknya lagi, di semester pertama tahun ini revenue kita mengalami kenaikan, sedangkan expense mengalami penurunan,” ujar Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan pada keterangannya, 8 Juli 2022.

Baca juga : Kinerja BNC Terus Membaik di Kuartal I-2022

Tumbuhnya pendapatan juga disebabkan penyaluran kredit yang naik menjadi Rp7 triliun di Juni 2022. Angka ini naik dari penyaluran kredit di tahun 2021 senilai Rp4,27 triliun.

Kemudian, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNC juga mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp8,1 triliun di bulan Desember 2021 menjadi Rp11,1 triliun di akhir semester satu tahun 2022. Alhasil, aset perseroan di Juni 2022 naik menjadi Rp14,36 triliun.

Net Interest Income (NII) BNC di enam bulan pertama 2022 mencapai sebesar Rp547 miliar (ytd Juni). Angka ini tercatat naik dibandingkan dengan tahun 2021 yang hanya sejumlah Rp315 miliar.

Sementara itu, rasio Net Interest Margin (NIM) BNC naik 10,16% pada Juni tahun ini. Meski sudah naik 5% (YoY), BNC memperkirakan masih dapat tumbuh sampai 15% hingga penutupan tahun ini. Selain itu Loan to Deposit Ratio (LDR) BNC di semester pertama tahun ini berada di kisaran aman, yaitu 63,40%. (*)

Evan Yulian

Recent Posts

Tarif Trump, Lahir di Tengah “Kebencian” Pemerintah pada Sektor Keuangan dan Rendahnya Sense of Crisis

Oleh Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group KEBIJAKAN “brutal” Donald Trump, Presiden Amerika Serikat… Read More

1 hour ago

BI Waspadai Dampak Tarif AS, Fokus Jaga Stabilitas Rupiah

Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan terus memonitor perkembangan pasar global dan domestik pasca Presiden… Read More

17 hours ago

Komisi XI Wanti-Wanti Pemerintah Tak Gegabah Tanggapi Tarif Dagang 32 Persen AS

Jakarta - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menegaskan pemerintah harus berhati-hati dalam menyikapi… Read More

23 hours ago

DPR Desak Pemerintah Dorong Reformasi WTO usai Tarif AS Naik 32 Persen

Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah untuk mendorong Organisasi… Read More

23 hours ago

DPR: Indonesia Jangan Jadi Sasaran Barang Buangan Akibat Kebijakan Trump

Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan daftar tarif dasar dan bea… Read More

1 day ago

Ekspor Terancam, Pemerintah Susun Langkah Hadapi Tarif AS

Jakarta - Pemerintah Indonesia segera menyiapkan langkah strategis untuk merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan… Read More

2 days ago