Internasional

Terus Digempur Israel, 72 Ribu Warga Sipil Mengungsi ke Gaza Selatan

Jakarta – Israel terus menggempur militan Hamas di jalur Gaza, pada Kamis (9/11). Selain bertempur di darat, pasukan Israel menyerang daerah tersebut dengan serangan udara.

Gempuran tersebut menyebabkan pengungsian besar-besaran warga sipil setempat. Laporan Kantor Koordinasi PBB untuk Urusan Kemanusiaan mencatat, sebanyak 50 ribu orang mengungsi pada Rabu (8/11) ke bagian selatan Jalur Gaza.

Angka-angka itu merupakan jumlah tertinggi pekan ini. PBB mengatakan total 72 ribu orang telah mengungsi dari Gaza Utara sejak Minggu.

Baca juga: Perang Belum Usai, PM Israel Sesumbar Ambil Alih Keamanan Gaza

Israel sendiri mulai membuka koridor evakuasi pada Minggu di sepanjang jalan utama yang menghubungkan bagian utara dan selatan Gaza. 

Jalur tersebut akan tetap dibuka selama empat jam setiap hari untuk memungkinkan warga sipil meninggalkan pusat pertempuran.

Melansir VOA Indonesia, militer Israel pada Rabu (8/11) menyatakan, pembukaan koridor tersebut diperpanjang satu jam karena begitu banyak orang yang menggunakannya.

PBB sendiri telah memperingatkan tentang kepadatan di Gaza Selatan dengan tempat-tempat penampungan yang tidak mampu menampung para pendatang baru.

“Sekitar dua per tiga dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi,” kata pernyataan PBB.

Sekutu Israel, Amerika Serikat membenarkan bahwa Israel mulai menerapkan jeda operasi militer mereka terhadap Hamas selama empat jam di area Gaza utara setiap hari, mulai Kamis (9/11).

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengungkapkan, ketika pasukan Israel bertempur melawan militan Hamas di Kota Gaza, sementara lebih banyak warga sipil Palestina melarikan diri dari kota itu.

Jeda-jeda itu akan memberi warga Palestina waktu untuk melarikan diri dengan menggunakan dua jalur kemanusiaan dan merupakan terobosan penting untuk mengurangi korban perang.

Baca juga: Israel Bom Kamp Gaza, Kemenkes Hamas Laporkan Lebih Dari 30 Warga Tewas

“Kami telah diberitahu oleh Israel bahwa tidak akan ada operasi militer di area-area ini selama durasi jeda, dan bahwa proses ini dimulai hari ini,” kata Kirby.

Organisasi Kesehatan PBB menyampaikan, risiko kian besar di Gaza bagi penyebaran penyakit menular, karena mayat-mayat yang membusuk di bawah reruntuhan bangunan, sementara sistem kesehatan, air dan sanitasi telah rusak berat. 

Kasus diare pada anak-anak kecil telah meningkat tajam, skabies, kutu, infeksi kulit dan infeksi saluran pernapasan akut juga meningkat. (*)

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Diikuti 6.470 Pelari, PLN Electric Run 2024 Ditarget Hindari Emisi Karbon hingga 14 ton CO2

Jakarta - Sebanyak 6.470 racepack telah diambil pelari yang berpartisipasi dalam PLN Electric Run 2024… Read More

4 hours ago

Segini Target OJK Buka Akses Produk dan Layanan Jasa Keuangan di BIK 2024

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik pencapaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 sekitar 8,7… Read More

4 hours ago

HUT ke-26, Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More

17 hours ago

KemenKopUKM Gandeng Surveyor Indonesia Verifikasi Status Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More

18 hours ago

Bijak Manfaatkan Produk Keuangan, Ini Pesan OJK kepada Gen Z

Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica… Read More

18 hours ago

Jurus OJK Perluas Akses Keuangan yang Bertanggung Jawab dan Produktif di Balikpapan

Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperluas akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan yang… Read More

18 hours ago