Nasional

Terungkap, Kadar Nitrit Tinggi Sebabkan Keracunan MBG di Bandung Barat

Jakarta – Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan temuan penting terkait kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Cipongkor, Bandung Barat, Jawa Barat.

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap sisa makanan yang dikonsumsi para pelajar, ditemukan kadar nitrit mencapai 3,91 dan 3,54 miligram per liter (mg/L). Angka tersebut jauh di atas batas aman yang ditetapkan lembaga internasional.

“Jadi kalau merujuk standar EPA, maka kadar nitrit dalam sampel sisa makanan di sekolah hampir 4 kali lipat dari batas maksimum,” kata Ketua Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN) Karimah Muhammad di Jakarta, dikutip Minggu, 5 Oktober 2025.

Baca juga: Purbaya Bakal Pantau Penyerapan Anggaran MBG hingga Akhir Oktober 2025

Diketahui, berdasarkan standar EPA (US Environmental Protection Agency), kadar maksimum nitrit yang diperbolehkan dalam minuman adalah 1 mg/L, sedangkan otoritas kesehatan Kanada menetapkan batas 3 mg/L.

Gejala Korban Sejalan dengan Keracunan Nitrit

Karimah menjelaskan, secara alami sebagian buah-buahan dan sayuran memang mengandung nitrit. Kadarnya dapat meningkat akibat aktivitas bakteri yang mengubah nitrat menjadi nitrit, atau sebaliknya.

“Pola gejala yang ditunjukkan para korban sejalan dengan gejala keracunan nitrit, di mana yang mendominasi adalah efek di saluran pencernaan bagian atas, misal mual, muntah atau nyeri lambung, sebanyak 36 persen. Bukan di saluran pencernaan bagian bawah, misal diare,” ujarnya.

Lebih lanjut, persentase korban yang mengalami diare ternyata hanya 3 persen, padahal biasanya gejala tersebut dominan pada kasus keracunan makanan. Hal ini, menurut Karimah, menjadi petunjuk penting bahwa penyebabnya bukan alergi makanan, melainkan paparan nitrit.

Baca juga: OJK: Asuransi MBG Masih Tahap Proposal Awal

Temuan tersebut sempat membuat beberapa dokter heran, namun keracunan nitrit memang tidak memicu diare, karena zat toksik tersebut perlu didetoksifikasi di hati terlebih dahulu.

Adapun gejala seperti pusing atau kepala terasa ringan muncul akibat pelebaran pembuluh darah, yang juga merupakan ciri keracunan nitrat. Gejala ini menunjukkan persentase cukup besar, sebanyak 29 persen, dan berada di peringkat kedua setelah gejala di saluran pencernaan bagian atas.

“Gejala lemas dan sesak napas yang dikeluhkan sebagian korban juga menunjukkan keracunan nitrit. Sebab, nitrit bisa menyebabkan methemoglobinemia, di mana kemampuan hemoglobin di dalam darah untuk membawa oksigen menjadi berkurang, sehingga sel-sel tubuh merasa lemas, dan di paru-paru terasa sesak,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Jasa Armada Indonesia (IPCM) Bagikan Dividen Interim Rp23,25 Miliar, Catat Tanggalnya!

Poin Penting IPCM bagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp4,40 per saham atau total… Read More

1 hour ago

Transfer ke Daerah Capai Rp795,6 T hingga November 2025, Turun 0,3 Persen

Poin Penting TKD hingga November 2025 terealisasi Rp795,6 triliun atau 91,5 persen dari pagu APBN,… Read More

2 hours ago

RUPSLB Geoprima Solusi (GPSO) Setujui Susunan Baru Direksi, Komisaris, dan Remunerasi

Poin Penting RUPSLB GPSO menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, termasuk pengunduran diri empat… Read More

2 hours ago

Sepak Terjang Zulkifli Zaini yang Diangkat Jadi Komut Bank Mandiri

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri pada 19 Desember 2025 resmi mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Komisaris… Read More

3 hours ago

RUPSLB Bank Mandiri Rombak Komisaris, Ini Susunan Lengkapnya

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri (BMRI) 19 Desember 2025 memutuskan perombakan jajaran dewan komisaris, sementara… Read More

4 hours ago

Pemerintah Kucurkan Rp268 Miliar untuk Pulihkan Daerah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Pemerintah menyalurkan Rp268 miliar ke Aceh, Sumut, dan Sumbar untuk 3 provinsi dan… Read More

7 hours ago