Internasional

Tertinggi dalam Sejarah, Defisit Anggaran AS Tembus USD1,147 Triliun

Jakarta – Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengumumkan, defisit anggaran dalam lima bulan pertama tahun fiskal 2025 telah mencapai USD1,147 triliun, mencetak rekor baru.

Angka tersebut mencakup defisit Februari sebesar USD307 miliar, yang merupakan bulan penuh pertama masa jabatan Presiden Donald Trump. Defisit ini meningkat 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca juga : Program Makan Bergizi Gratis Sudah Habiskan Anggaran Rp710,5 Miliar 

Sementara itu, defisit dari Oktober-Februari, yang mencakup hampir empat bulan terakhir pemerintahan mantan Presiden Joe Biden hingga 20 Januari 2025, melampaui rekor sebelumnya sebesar USD1,047 triliun, yang terjadi pada Oktober 2020-Februari 2021.

Kenaikan Pengeluaran Memicu Defisit

Dalam laporannya, Departemen Keuangan menyebutkan bahwa defisit Februari naik USD11 miliar dibandingkan Februari 2024. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran untuk bunga utang, Jaminan Sosial, dan tunjangan perawatan kesehatan, yang melebihi pertumbuhan pendapatan negara.

Dampak dari kebijakan tarif impor yang diterapkan Trump terhadap mitra dagang utama serta upaya pemangkasan pengeluaran pemerintahannya belum memberikan efek signifikan terhadap defisit anggaran.

Baca juga : DPR Tunggu Dampak Efisiensi Anggaran ke Ekonomi Indonesia

Pada Februari, penerimaan negara mencapai USD296 miliar, mencatat rekor tertinggi untuk bulan tersebut. Pendapatan ini meningkat 9 persen atau USD25 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun, pengeluaran juga mencapai USD603 miliar, yang juga merupakan rekor tertinggi untuk Februari. Angka ini mengalami kenaikan 6 persen atau USD36 miliar dibandingkan tahun lalu.

Utang AS Meningkat Drastis

Komite Anggaran Federal yang Bertanggung Jawab, sebuah kelompok pengawas fiskal, melaporkan bahwa pemerintah AS meminjam sekitar USD8 miliar per hari sepanjang tahun fiskal ini.

“Yang tidak perlu dikonfirmasi adalah bahwa kita hampir melewati pertengahan tahun fiskal tetapi kita belum melakukan apa pun untuk membuat kemajuan dalam mengendalikan utang kita yang meroket,” kata Presiden Komite, Maya MacGuineas, dikutip dari VOA Indonesia, Kamis, 13 Maret 2025.

Secara keseluruhan, penerimaan negara tahun fiskal hingga saat ini meningkat 2 persen atau USD37 miliar, mencapai USD1,893 triliun. Namun, pengeluaran naik jauh lebih tinggi, yaitu 13 persen atau USD355 miliar, mencapai USD3,039 triliun.

Jika disesuaikan dengan perubahan kalender pembayaran tunjangan, defisit fiskal AS yang telah disesuaikan masih mencetak rekor sebesar USD1,063 triliun, naik 17 persen atau USD157 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

3 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

3 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

4 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

5 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

6 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

6 hours ago