Poin Penting
Jakarta – Mesin bisnis Bank Nagari mengalami perlambatan di kuartal III 2025. Laba bersih bank ini mengalami koreksi 13,26 persen year on year (yoy), dari Rp348,35 miliar menjadi Rp302,17 miliar per September 2025.
Kenaikan sejumlah pos beban menjadi salah satu faktor utama terkontraksinya laba bank yang dinakhodai Gusti Candra sebagai direktur utama ini. Di samping itu, realisasi kredit juga mengalami kontraksi.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan hari ini (17 Oktober 2025), Bank Nagari menyalurkan kredit sebesar Rp20,82 triliun per September 2025. Realisasi itu tumbuh minus 3,07 persen ketimbang Rp21,48 triliun di periode sama tahun sebelumnya.
Sebaliknya, pembiayaan syariah mengalami kenaikan solid, yakni tumbuh 19,27 persen, dari Rp3,84 triliun menjadi Rp4,58 triliun.
Baca juga: Bank Kalbar Sambut Positif Penempatan Dana Pemerintah ke BPD, Bisa Tekan Biaya Dana
Di lain sisi, kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami koreksi dari Rp27,02 triliun menjadi Rp26,92 triliun, atau turun tipis 0,37 persen secara tahunan.
Meski fungsi intermediasi menghadapi tantangan, pendapatan bunga bersih bank pembangunan daerah (BPD) ini tetap tumbuh tipis 1,36 persen, dari Rp2,21 triliun menjadi Rp2,24 triliun.
Sedangkan beban bunga tercatat mengalami kenaikan 1,11 persen dari Rp860,85 miliar menjadi Rp870,40 miliar.
Baca juga: Soal Penempatan Dana Pemerintah ke BPD, OJK Wanti-wanti Hal Ini
Alhasil, pendapatan bunga bersih juga terdongkrak naik tipis 1,48 persen menjadi Rp1,37 triliun.
Sejumlah kenaikan di pos beban, seperti beban pemulihan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) yang naik dari Rp112,05 miliar menjadi Rp171,70 miliar. Beban tenaga kerja dan beban promosi juga tercatat mengalami kenaikan.
Dengan kenaikan beban yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan pendapatan berimbas pada penurunan laba bersih bank beraset Rp33,54 triliun di kuartal III 2025 ini. (*) Ari Astriawan
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More