Teknologi

“Tersengat” DeepSeek, Nvidia Alami Rekor Kerugian Hampir Rp9.745 Triliun

Jakarta – Nvidia, produsen chip ternama asal Amerika Serikat (AS) dikabarkan kehilangan nilai pasar hampir USD600 miliar atau setara Rp9.745,82 triliun (kurs dolar Rp16.243) pada Senin, 27 Januari 2025 kemarin. Ini menjadi penurunan terbesar bagi perusahaan mana pun dalam satu hari sepanjang sejarah Wall Street.

Penurunan dipicu oleh kemunculan DeepSeek, teknologi kecerdasan buatan (AI) asal China. Kemunculan telah memicu kegemparan di AS dan membuat investor “ketakutan” dan melakukan aksi jual besar-besaran saham perusahaan teknologi di Wall Street pada Senin kemarin.

Pasalnya, DeepSeek yang kini menjadi saingan ChatGPT dan Meta ini menjual harga saham lebih murah dibandingkan para pesaingnya di AS. Pasar khawatir kemunculan DeepSeek akan mengancam dominasi para perusahaan pemimpin AI yang berbasis di AS saat ini sehingga mereka melepas kepemilikan saham di perusahaan teknologi AS.

Baca juga: Dengan Teknologi AI, Platform Investasi Kaya Bantu Nasabah Hadapi Volatilitas Pasar

Berdasarkan laporan Forbes, saham Nvidia anjlok 17 persen, mengalami persentase kerugian harian terburuk sejak Maret 2020.

Penurunan ini menjatuhkan Nvidia dari posisinya sebagai perusahaan “paling berharga” di dunia, sehingga membuat valuasinya turun dari USD3,5 triliun menjadi USD2,9 triliun. Ini lebih rendah dibandingkan Apple dan Microsoft.

Peluncuran model DeepSeek, yang mengguncang kepercayaan terhadap dominasi AS dalam AI generatif, pada awalnya mungkin tidak tampak seperti katalis negatif bagi Nvidia, mengingat model DeepSeek unit pemrosesan grafis (GPU) Nvidia.

Namun perusahaan Tiongkok tersebut mengklaim bahwa mereka hanya menghabiskan USD5,6 juta untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan. Jumlah itu sangat kecil jika dibandingkan dengan miliaran dana yang dikeluarkan raksasa teknologi AS untuk AI.

“Jika perusahaan teknologi besar AS dapat belajar dari DeepSeek untuk merancang sistem AI dengan GPU yang lebih murah, ini mungkin bukan perkembangan yang menggembirakan bagi Nvidia,” kata Ed Yardeni dari Yardeni Research dalam sebuah catatan kepada kliennya.

Baca juga: Teknologi AI Diklaim Mampu Tekan Biaya Pelaporan Keberlanjutan Emiten

DeepSeek, merupakan aplikasi chatbot berbasis kecerdasan buatan yang diluncurkan pada 2023. DeepSeek berhasil meraih peringkat teratas sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh di App Store Amerika Serikat, Inggris, dan China.

Aplikasi ini semakin menarik perhatian global setelah merilis model open-source terbarunya, DeepSeek-R1. Model tersebut diklaim mampu bersaing dengan teknologi raksasa seperti OpenAI dan Google dalam berbagai aspek penting, seperti penalaran matematis, efisiensi kode, hingga biaya operasional. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

10 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

10 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

11 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

12 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

12 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

13 hours ago