Jakarta – Perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman daring (pindar) PT Akselerasi Usaha Indonesia (Akseleran) menjadi perbincangan setelah terseret kasus dugaan gagal bayar kepada para pemberi pinjaman (lender) dengan nominal mencapai ratusan miliar rupiah.
Tercatat, terdapat pendanaan gagal bayar yang terjadi secara bersamaan kepada enam penerima dana (borrower) beserta afiliasinya.
Keenam penerima dana tersebut, antara lain PT PDB yang menjadi supplier peralatan pertahanan dengan jumlah pendanaan Rp42,3 miliar, PT EFI sebagai kontraktor EPC dengan nilai pendanaan Rp46,55 miliar, dan PT PPD yang merupakan supplier pasir dan batu dengan nilai pendanaan Rp59,04 miliar.
Kemudian PT CPM yang merupakan kontraktor dan desain interior dengan nilai pendanaan Rp9,58 miliar, PT ABA merupakan perusahaan konstruksi dengan nilai pendanaan Rp15,54 miliar, serta PT IBW yang menjadi perusahaan manufaktur furnitur dengan nilai pendanaan Rp5,25 miliar.
Baca juga: Kronologi Kasus Dugaan Gagal Bayar Pindar Akseleran
Di tengah sorotan terhadap kasus yang menimpa Akseleran, publik mulai mempertanyakan sosok di balik perusahaan pindar tersebut. Salah satu nama yang mencuat adalah Ivan Nikolas Tambunan.
Diketahui, Ivan merupakan salah satu pemegang saham terbesar di Akseleran dengan porsi kepemilikan sebanyak 950.400.000 atau 12,99 persen. Saat ini, ia menjabat sebagai Komisaris Utama sekaligus Co-Founder Akseleran.
Mengutip laman Compasslist, Selasa, 24 Juni 2025, Ivan merupakan lulusan Universitas Indonesia (2005-2009) dengan gelar Sarjana Hukum. Ia kemudian melanjutkan studi dan meraih gelar Master of Science di bidang Hukum dan Keuangan dari Queen Mary University of London (2013–2014).
Menariknya, tesisnya yang bertema “Crowdfunding” menjadi inspirasi utama di balik pendirian Akseleran pada 2017 silam.
Baca juga: Soal Kasus Dugaan Gagal Bayar Akseleran, Begini Respons AFPI
Sementara itu, karier profesional Ivan dimulai sebagai Associate di AFS Partnership (2009–2011), di mana ia menangani berbagai kasus hukum perusahaan, baik perdata maupun pidana.
Ia kemudian melanjutkan karier di firma hukum Makarim & Taira S. (2011–2012) dalam peran yang sama, lalu bergabung dengan Allen & Overy sebagai pengacara perbankan transaksional.
Petualangan kariernya berlanjut sebagai penasihat hukum untuk berbagai klien, termasuk Artha Graha Group dan Macquarie.
Hingga akhirnya, pada 2016, Ivan bersama para pendiri lainnya mulai mengembangkan Akseleran, dan meluncurkan versi awal platform tersebut pada Maret 2017. Sejak itu, ia menjadi salah satu figur sentral dalam perkembangan industri fintech lending di Indonesia. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Bank Capital menggandeng BCA Digital untuk mengembangkan dan menyalurkan kredit ke segmen pensiunan.… Read More
Poin Penting Kuasa hukum Babay Parid Wazdi menyatakan dakwaan JPU terkait kredit Sritex kabur dan… Read More
Poin Penting Arief Mulyadi, Direktur Utama PNM Cetak Prestasi Besar! Dinobatkan CEO The Year 2025… Read More
Poin Penting Babay Parid Wazdi tegaskan tidak terlibat rekayasa kredit atau manipulasi laporan keuangan Sritex.… Read More
Poin Penting Muhammad Yamin raih penghargaan Top CEO Infobank 2025 menandakan keberhasilannya memimpin transformasi bisnis… Read More
Poin Penting Akuntan harus menjaga kredibilitas laporan, integritas, dan tata kelola untuk kepercayaan pasar. IAI… Read More