Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan akan tertahan sentimen negatif, dari peningkatan imbal hasil obligasi dan depresiasi rupiah terhadap dollar AS.
Hal itu terlihat dari laju indeks yang pada perdagangan preopening, pagi tadi dibuka langsung anjlok 72,14 poin atau 1,09% ke level 6.556,67 pada perdagangan Senin, 5 Febuari 2018.
Berdasarkan pantauan pasar, hingga pukul 10:15 sendiri posisi IHSG masih tercatat anjlok cukup dalam sebesar 72.78 poin ke level 6.556,03.
Analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan, penguatan IHSG di akhir pekan kemarin sebesar 30,36 poin atau 0,46 persen berada di atas pelemahan sebelumnya sebesar 7,17 poin atau 0,11 persen.
“Kenaikan IHSG terjadi di tengah pelemahan sejumlah bursa saham global, peningkatan imbal hasil obligasi dan kembali terdepresiasinya rupiah. Sehingga, IHSG berpeluang melemah dan mudah terkena aksi jual,” kata Reza dalam risetnya.
Reza mengatakan, pada perdagangan di akhir pekan kemarin laju IHSG mampu bertahan di zona hijau, sehingga memberi asumsi bahwa aksi beli telah menahan IHSG untuk tidak menurun lebih dalam.
“Diharapkan aksi jual bisa lebih terbatas dan IHSG dapat bertahan di zona positif,” jelasnya.
Dengan demikian, jelas Reza, adanya potensi pembalikan arah melemah pada laju IHSG yang disebabkan sentimen negatif dari obligasi dan rupiah tersebut bisa disikapi para investor dengan mengakumulasi saham BRPT, UNVR, UNTR, INDY dan KAEF. (*)
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (24/12) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih berada di atas… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Rabu, 24 September… Read More
Jakarta – Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (24/12)… Read More
Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More
Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More