Categories: Moneter dan Fiskal

Teror Thamrin Bakal Tekan Rupiah Ke Rp14.000/USD

Jakarta–Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pada perdagangan hari ini (15/1) diperkirakan mengalami depresiasi jangka pendek. Hal tersebut akibat adanya sentimen negatif pascaserangan teroris di Jakarta, sehingga membuat Rupiah terlihat seperti dilanda tekanan aksi jual.

“Rupiah yang sempat di area Rp13.960 atau melemah 1% membuat pelaku pasar khawatir bahwa dalam jangka pendek Rupiah akan menembus level 14.000,” ujar analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada dalam risetnya, di Jakarta, Jumat, 15 Januari 2016.

Selain adanya sentimen negatif pascaserangan bom di Thamrin Jakarta, kata dia, sentimen negatif juga muncul dari  penurunan suku bunga (BI Rate). “Pemangkasan tingkat BI Rate kemungkinan dapat membuat laju Rupiah mengalami pelemahan dalam jangka pendek,” tukasnya.

Terlebih lagi, jelas Reza, pergerakan Dolar AS masih mampu bertahan dalam tren penguatan. Namun demikian, dirinya berharap adanya penguatan Rupiah terhadap Dolar AS setelah Bank Indonesia memutuskan untuk memangkas BI Rate menjadi 7,25%,” ucap dia.

Oleh sebab itu, Reza meminta, agar para pelaku pasar valuta asing (valas) disarankan untuk tetap mewaspadai potensi pelemahan lanjutan. “Kami memperkirakan laju rupiah akan berada di level support Rp14.040 dan resistance di level Rp13.815,” paparnya.

Lebih lanjut Reza mengungkapkan, bahwa berkurangnya defisit monthly budget statement AS telah memberikan kesempatan bagi Dolar AS untuk melanjutkan penguatannya, seiring dengan masih melemahnya harga minyak mentah dunia.

Selain itu, Dolar AS juga mengalami penguatan terhadap Poundsterling, Yen, Yuan dan Dolar Singapura. “Sementara, reaksi pergerakan mata uang utama relatif terbatas. Pelaku pasar masih khawatir terhadap fluktuatifnya kurs, harga minyak maupun indeks regional,” tambah Reza.

Menurutnya, para pelaku pasar juga tengah mengkhawatirkan kesehatan ekonomi China dan prospek ekonomi global yang rata-rata konsensus memangkas pertumbuhan ekonomi global di 2016. (*) Rezkiana Nisaputra

Paulus Yoga

Recent Posts

Tabungan Jadi Prioritas atau Gaya Hidup? Simak Pandangan UOB Indonesia

Jakarta - UOB Indonesia memandang pentingnya literasi keuangan untuk membantu masyarakat memahami dan mengelola keuangan pribadi… Read More

4 hours ago

OJK Tegaskan Penghapusan Utang Kredit UMKM Tak Perlu Aturan Turunan

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa penghapusan utang kredit usaha mikro, kecil, dan… Read More

6 hours ago

Strategi UNTD Hadapi Persaingan Motor Listrik di Tengah Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Tangerang - PT Terang Dunia Internusa Tbk, menyiapkan sejumlah strategi khusus menghadapi pelemahan daya beli… Read More

8 hours ago

Gara-gara Kasus Investree, OJK Tegas Bakal Lakukan Ini ke Industri Fintech Lending

Jakarta - Kasus yang menimpa PT Investree Radhika Jaya atau Investree menyita perhatian masyarakat, dianggap… Read More

8 hours ago

Era Open Banking, OJK Wanti-wanti 3 Tantangan Ini ke Industri Perbankan

Jakarta - Istilah open banking mengacu kepada aksesibilitas data yang semakin terbuka, memungkinkan bank untuk… Read More

8 hours ago

Gelar Indonesia Knowledge Forum 2024, BCA Dorong Penguatan Sektor Bisnis

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2024, di… Read More

9 hours ago